
5 Saham Ini Melambung Tinggi Saat RI Dilanda Tsunami Covid-19

Bila menilik data atas, saham emiten produsen gas industri yang dikuasai oleh Grup Samator, AGII, menjadi yang paling melonjak dengan kenaikan mencapai 37,75% ke Rp 1.405/saham. Saham AGII sempat menyentuh auto rejection atas (ARA) 25% pada Senin (21/6) pekan lalu.
Sentimen pendorong kenaikan saham AGII baru-baru ini ialah terkait kian tingginya permintaan baik dari rumah sakit maupun fasilitas kesehatan terhadap tabung gas oksigen di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air.
"Sangat pesat, kita monitornya sudah per day sekarang, karena lonjakan exponential," kata Presiden Direktur AGII Rachmat Harsono kepada CNBC Indonesia, Selasa (22/6).
Penjualan gas untuk medis meningkat hingga 50% selama beberapa hari pada pekan lalu. Namun, Ia belum bisa mentabulasi data keseluruhan secara akurat hingga kini, sehingga belum bisa menyampaikan data riilnya.
Meningkatnya permintaan tersebut membuat industri harus bergerak cepat dalam memenuhinya. Rachmat menjelaskan bahwa perusahaan sudah memiliki rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi.
"Mengenai tambahan produksi pun kami juga sudahplanningsejak akhir tahun lalu, untuk menambah unit liquefaction oxygen di plant kami di Jabar dan Jatim, rencana pemasangan akan bulan depan," sebutnya.
Informasi saja, kapasitas produksi gas oksigen di Indonesia mencapai 650 juta ton per tahun, sebanyak 300 juta ton per tahun terintegrasi dengan pengguna. Saat ini utilisasi rata-rata industri gas oksigen sekitar 80% karena sangat tergantung lokasi. Untuk tahun ini, hingga Juni 2021 tercatat sudah ada tujuh juta liter oksigen yang dipesan.
Selain saham AGII, saham pengelola jaringan rumah sakit (RS) Omni Hospitals PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) juga melonjak sepekan hingga 29,81%. Saham SAME tercatat sudah mencetak reli penguatan selama 6 hari beruntun.
Kenaikan saham emiten yang baru saja dicaplok oleh Grup Emtek alias PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) bersamaan dengan sejumlah emiten pengelola RS lainnya.
Saham pengelola RS Mayapada PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), misalnya, melonjak 53,36% dalam seminggu. Kemudian, saham pemilik RS Hermina PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) juga membukukan reli kenaikan selama 7 hari beruntun, dengan total lonjakan selama sepekan mencapai 12,92%.
Kemudian, saham emiten pertambangan Grup Bakrie BRMS melesat selama pekan lalu, seiring beredar kabar di kalangan pelaku pasar soal masuknya Grup Salim ke saham tersebut. Sebenarnya, isu tersebut sudah terdengar sejak beberapa bulan lalu.
Menurut pemberitaan CNBC Indonesia, 21 Mei lalu, menanggapi isu tersebut Direktur perusahaan Herwin W. Hidayat kala itu menyebutkan masih memantau pelaksanaan rights issue perusahaan.
"Kami belum mengetahui informasi tsb. Saat ini fokus kami adalah utk menyelesaikan lap keuangan periode 31 Dec 2020 dan memonitor periode pelaksanaan rights issue perusahaan," kata Herwin kepada CNBC Indonesia bulan lalu.
Sebagai informasi, perusahaan menggelar rights issue pada April lalu. Usai rights issue, menurut keterbukaan informasi di website BEI pada 9 April 2021, terdapat investor baru BRMS, yakni sebuah perusahaan asal Kepulauan Cayman Emirates Tarian Global Ventures SPC, yang menggenggam 10,91% saham BRMS dari sebelumnya nihil alias 0%. Sementara, menurut data per 31 Mei 2021, Emirates Tarian memiliki 12,33% saham BRMS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)[Gambas:Video CNBC]