
Indeks PCE Sesuai Harapan, Dow Jones Dibuka Melesat 147 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Jumat (25/6/2021), berpeluang membawa indeks bursa acuan Negara Adidaya tersebut mencetak pekan terbaik sejak April.
Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 147,35 poin (+0,43%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan 30 menit bertambah menjadi 169,3 poin (+0,5%) ke 34.366,14. S&P 500 tumbuh 5,9 poin (+0,14%) ke 4.272,38. Namun, Nasdaq melemah 23,5 poin (-0,16%) ke 14.346,24.
Reli terjadi setelah indeks belanja konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) dilaporkan di angka 3,4% (secara tahunan) pada Mei, atau sesuai dengan ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones. Itu merupakan laju tercepat sejak tahun 1990.
Secara bulanan, indeks yang memberi gambaran prospek inflasi karena menangkap perubahan harga barang dan jasa di kalangan konsumen ini bertambah 0,5% atau sedikit di bawah ekspektasi ekonomi di level 0,6%.
"Ini memberi dukungan bagi The Fed bahwa inflasi hanya bersifat transisi dan akan membantu mengusir kekhawatiran bahwa kita bakal menghadapi inflasi yang tak terjangkau," ujar Anu Gaggar, analis senior Commonwealth Financial Network seperti dikutip CNBC International.
Kemarin indeks S&P 500 menyentuh rekor tertinggi baru dan sepanjang pekan ini telah melesat 2,4% yang bakal menjadi pekan terbaiknya sejak April. Dow dan Nasdaq juga melesat, masing-masing sebesar 2,7% dan 2,4%.
Salah satu penopangnya adalah saham Nike yang melonjak 12%, setelah perseroan melaporkan kinerja keuangan per kuartal I-2021 yang lebih baik dari ekspektasi pasar. Penjualan dari kanal digital lompat 41% secara tahunan dan 147% dalam 2 tahun terakhir. Namun, saham FedEx anjlok 4% terkena aksi ambil untung meski melaporkan kinerja positif.
Kesimpulan itu muncul setelah bank sentral AS merilis hasil uji himpitan (stress test) terhadap 23 lembaga keuangan AS, yang menunjukkan bahwa mereka "jauh di atas" batas minimum modal wajib jika skenario pemburukan ekonomi terjadi. Keputusan itu memungkinkan bank AS leluasa membagi dividen dan membeli kembali (buyback) saham di pasar.
Pasar juga bakal memantau nasib stimulus infrastruktur. Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa Gedung Putih bakal meneken kesepakatan infrastruktur dengan senator bipartisan-sebutan untuk politisi yang duduk semeja meski beda partai.
Paket stimulus senilai US$ 1 triliun itu bakal melaju ke Kongres jika kedua belah pihak menyepakati, termasuk di antaranya belanja transportasi seperti jalan, jembatan, rel kereta, infrastruktur mobil listrik senilai US$ 579 miliar.
Pekan lalu, Dow Jones anjlok 3,5% dan S&P 500 ambles 1,9% setelah The Fed mengindikasikan kenaikan suku bunga acuan bisa dilakukan lebih cepat, menjadi 2023 dari proyeksi sebelumnya pada 2024.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tekanan Geopolitik di Timur Tengah Mereda, Wall Street Dibuka Hijau!