
Biden Siap Gelontorkan Duit Rp 17.354 T, Harga Emas Longsor

Investor menyambut gembira kesepakatan proposal paket stimulus antara Presiden AS Joseph 'Joe' Biden dengan anggota Senat bipartisan. Paket itu bernilai US$ 1,2 triliun (sekira Rp 17.354,4 triliun dengan asumsi US$ 1 setara Rp 14.462 seperti kurs tengah Bank Indonesia periode 24 Juni 2021) itu difokuskan untuk pembangunan infrastruktur. Rencanya program ini berlangsung tahun jamak (multi-years) selama delapan tahun.
Berikut beberapa contoh rincian proposal stimulus tersebut:
- US$ 109 miliar untuk jalan, jembatan, dan proyek-proyek besar.
- US$ miliar untuk kelistrikan.
- US$ 66 miliar untuk perkeretaapian, baik penumpang maupun barang.
- US$ 65 miliar untuk pembangunan akses pita lebar (broadband).
- US$ 49 miliar untuk pembangunan tempat transit transportasi publik.
- US$ 25 miiiar untuk pembangunan bandara.
"Kesepakatan ini berarti akan ada jutaan lapangan kerja, yang meringankan beban di dapur rumah tangga rakyat. Tidak hanya itu, kesepatan ini juga membuktikan bahwa demokrasi membuahkan hasil," tegas Biden kepada para jurnalis di Gedung Putih, seperti diwartakan Reuters.
Dalam penjelasan tersebut, Biden diapit oleh anggota Senat baik dari Partai Demokrat maupun Partai Republik. Salah satu yang hadir dari kubu oposisi Partai Republik adalah Robert 'Rob' Portman, Senator Ohio.
"Kami tidak mendapatkan semua yang kami inginkan, tetapi hasil ini adalah kompromi yang baik. Kami dari Partai Republik maupun Demokrat berkomitmen untuk menyelesaikan paket stimulus ini," kata Portman, sebagaimana diberitakan Reuters.
Paket stimulus ini bisa membuat perekonomian AS tumbuh semakin kencang. Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta dalam laman GDPNow memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Paman Sam pada kuartal II-2021 bakal tumbuh 9,7% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized).
Perkembangan ini membuat pelaku pasar bersemangat dan enggan bermain aman. Saatnya bermain agresif dan masuk ke aset berisiko yang memberikan cuan gede.
Nah, emas yang berstatus aset aman tanpa imbal hasil (non-yielding asset) tentu menjadi tidak menarik pada saat seperti ini. Hasilnya jelas, harga emas turun lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)