Ada Rp 4.200 T Uang Menguap di Pasar Kripto, Seram!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
24 June 2021 07:10
Ilustrasi Bitcoin (Photo by Executium on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Bitcoin (Photo by Executium on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Koreksi harga mata uang kripto (cryptocurrency) Bitcoin yang anjlok di level US$ 30.000/koin atau sekitar Rp 420 juta/koin (kurs Rp 14.000/US$) pada Selasa pekan ini (22/6) membuat kapitalisasi pasarnya tergerus cukup dalam.

Anjloknya harga kripto terjadi setelah pemerintah China di bawah kendali Presiden Xi Jinping terus 'menekan' pasar kripto negara tersebut yang berimbas pada perdagangan Bitcoin dkk di pasar internasional.

CNBC International membeberkan data mengagetkan. Tindakan keras pemerintah China ini telah membuat pasar kripto kehilangan nilainya hampir US$ 300 miliar dari total keseluruhan pasar mata uang digital sejak Jumat pekan lalu.

Nilai duit yang 'lenyap' alias menguap itu setara dengan Rp 4.200 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Adapun CNBC International pun memperbarui data tersebut, dengan mengungkapkan jumlah dana yang 'menguap' diprediksi bukan lagi US$ 300 miliar, melainkan sudah sekitar US$ 400 miliar atau setara Rp 5.600 triliun dari total pasar mata uang digital sejak Jumat.

Harga Bitcoin turun lebih dari 8% dalam 24 jam terakhir, dan diperdagangkan pada US$ 29.791/koin, sekitar pukul 8:40 pada Selasa (22/6).

Level tersebut akhirnya tembus di bawah US$ 30.000 untuk pertama kalinya sejak 27 Januari, menurut data CoinDesk. Cryptocurrency lainnya termasuk Ether dan XRP juga turun tajam pada Selasa itu.

Sementara pada perdagangan Rabu siang (23/6), pukul 14:04 WIB, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$ 33.931/koin.

Lalu pada perdagangan Rabu malam pukul 20.51 WIB, Bitcoin diperdagangkan di US$ 34.188, atau turun 12,65% dalam 7 hari perdagangan terakhir, mengacu data CoinMarketCap.

Harga Bitcoin 23 Juni pukul 20.53, Grafis CoinMarketCapFoto: Harga Bitcoin 23 Juni pukul 20.53, Grafis CoinMarketCap
Harga Bitcoin 23 Juni pukul 20.53, Grafis CoinMarketCap

Pada Senin (21/6/2021), bank sentral China (People Bank of China/PBoC) mengatakan kepada lembaga keuangan utama di Tiongkok untuk berhenti memfasilitasi transaksi mata uang virtual.

"Bank tidak boleh menyediakan produk atau layanan seperti perdagangan, kliring, dan penyelesaian transaksi kripto," kata PBoC dalam sebuah pernyataan, dikutip CoinDesk.

Mereka juga harus memastikan untuk mengidentifikasi akun modal pertukaran mata uang virtual dan dealer over-the-counter, dan memutuskan tautan pembayaran untuk dana transaksi pada waktu yang tepat.

Bank sentral mencatat tren transaksi menggunakan mata uang virtual dapat diidentifikasi sebagai risiko, karena dapat digunakan untuk transaksi lintas negara secara ilegal, pencucian uang, dan dapat mengancam keberlangsungan ekonomi dan keuangan China.

"Lembaga keuangan dan bank telah sepakat untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sejalan dengan pedoman PBoC," kata bank sentral.

Selama beberapa hari terakhir, pemerintah China memang telah meningkatkan upayanya untuk mengendalikan industri kripto di negaranya.

Sebelumnya, tambang Bitcoin di Sichuan ditutup sejak Minggu (20/6/2021) setelah pihak berwenang di provinsi barat daya China memerintahkan penghentian penambangan kripto. Lebih dari 90% kapasitas penambangan bitcoin China diperkirakan akan ditutup.

Langkah di Sichuan terjadi setelah langkah serupa juga diterapkan di wilayah Mongolia Dalam dan Yunnan China, serta seruan dari Beijing untuk melarang penambangan kripto di tengah kekhawatiran atas konsumsi energinya yang besar.

Ini bukan pertama kalinya China lebih keras terhadap industri kripto, tetapi komentar PBoC menunjukkan bagaimana regulator China meningkatkan pemantauan dan tekanan pada lembaga keuangan yang terkait dengan kripto.

Pada tahun 2017 silam, China melarang pertukaran kripto lokal dan memaksa mereka untuk pindah ke luar negeri. Namun, pelarangan itu tidak menghentikan trader kripto di China untuk membeli dan menjualnya, meskipun hal itu menambah masalah lebih kompleks pada perdagangan kripto.

Trader harus memindahkan uang yuan mereka ke platform trading untuk membeli kripto. Itu akan dilakukan melalui layanan pembayaran seperti Alipay atau rekening bank. Jadi pengingat terbaru PBoC kepada lembaga keuangan dapat mencari cara untuk mengatasi hal ini lebih lanjut.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sudah Meroket 55%, Kapan nih Bitcoin Tembus Rp 1,5 M/koin?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular