Potensi Cuan Gede Ekonomi Digital & Rencana CT Buat Super App

Tirta Widi Gilang Citradi, CNBC Indonesia
20 June 2021 14:15
ilustrasi transaksi digital lewat smartphone
Foto: Ilustrasi transaksi perbankan secara digital (Ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia yang sangat pesat mendatangkan peluang bisnis yang menggiurkan. Banyak pelaku usaha yang melirik sektor ini dan berusaha untuk membangun ekosistem bisnisnya lewat super apps.

Salah satu pelopor pengembangan super apps adalah Gojek. Di awal berdiri sebagai bisnis ojek online (ride hailing), kini Gojek sudah bertransformasi menjadi aplikasi serba ada. Apalagi pasca bergabung dengan Tokopedia dan membentuk GoTo. 

Gabungan keduanya membuat valuasi duo start up ini mencapai US$ 17 miliar. Nilai kapitalisasi pasar GoTo apabila melantai di bursa diperkirakan bakal menyentuh angka US$ 40 miliar dan menjadi perusahaan publik yang masuk top 3 market cap terbesar di Tanah Air bersama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). 

Ekosistem bisnis GoTo memang sangatlah besar. Punya e-commerce, bank digital, layanan ride hailing dan logistik serta e-wallet membuat GoTo menjadi salah satu start up dengan valuasi terbesar di Tanah Air. 

Menyusul GoTo ada pesaingnya Grab yang didirikan oleh Anthony Tan dan juga Shopee yang berbasis e-commerce di bawah bendera Sea Group. Belum lama ini juga beredar kabar pesaing Tokopedia lain yaitu Bukalapak mengincar pendanaan sebesar Rp 11 triliun lewat penawaran perdana. 

Salah satu pengusaha yang berencana untuk mengembangkan super apps adalah Chairul Tanjung 'Si Anak Singkong'. Dalam wawancaranya dengan Nikkei Asia, pekan lalu, pengusaha kondang yang masuk jajaran crazy rich Indonesia versi Forbes tersebut memiliki target untuk membawa 'kendaraannya' menjadi perusahaan publik dalam 5-7 tahun ke depan. 

Dalam interview tersebut, CT begitu sapaan akrab, juga menyampaikan rencana untuk membuat super apps yang akan mengintegrasikan ekosistem bisnisnya mulai dari produk perbankan dan finansial, media, hiburan hingga ritel yang berada di bawah naungan CT Corp. 

Rencana tersebut juga melibatkan peluncuran bank digital. Anak usaha CT yaitu Mega Corp mengakuisisi Bank Harda Internasional tbk (BBHI) tahun lalu. Bank mini tersebut bakal disulap untuk menjadi bank digital CT Corp.

Saat ini perizinan untuk menjadi bank digital sedang dipersiapkan dan bakal diserahkan kepada pihak berwenang pada akhir Juni nanti. CT berharap untuk mendapatkan persetujuan dalam dua hingga tiga bulan.

Aplikasi perbankan digital juga akan memiliki fungsi ganda sebagai super apps di mana pengguna dapat melakukan pembelian dalam ekosistem CT Corp. Saat ditanya soal persaingan dengan start up teknologi lain yang sudah lebih dulu menjadi super apps, CT tetap optimis bahwa ekosistem miliknya masih tetap kompetitif. 

"Model bisnis mereka membakar uang untuk mendapatkan pelanggan. Pelanggan tidak setia. Jika orang lain membakar uang, mereka akan pindah," kata CT sebagaimana dikutip dari Nikkei Asia. 

Hal tersebut berbeda dengan ekosistem usaha CT yang sudah established dan memiliki pelanggan yang loyal. Ditambah dengan pendekatan big data analytics yang bisa diintegrasikan melalui berbagai unit usahanya CT yakin tak perlu 'membakar uang' karena memang dilandasi juga oleh kebutuhan konsumen. 

Di tahun 2019 silam CT Corp berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 46,4 triliun dan total aset sebesar Rp 181,4 triliun. Jika dihitung pada masa itu maka CT Corp menjadi perusahaan terbesar ke-14 di RI berdasarkan penjualan dan ke-13 berdasarkan aset menurut Nikkei Asia jika dibandingkan dengan perusahaan publik. 

Seperti diketahui bersama CT Corp memiliki unit bisnis yang terdiversifikasi dan bisa dibilang lengkap. Di bidang jasa keuangan ada PT Bank Mega Tbk, di bidang ritel ada Transmart Carefour.

Di sektor restoran ada Wendy's, Baskin & Robbins. Untuk sektor hiburan ada Trans Park. CT juga memiliki sejumlah saham di Garuda Indonesia dan yang tak ketinggalan bisnis medianya juga menggurita di bawah bendera Transmedia.

Tentu saja angka tersebut di tambah dengan lini bisnis yang banyak juga mengindikasikan bahwa ekosistem di bawah naungan CT Corp sangat besar. Kini persaingan untuk membesarkan ekosistem digital di Tanah Air semakin seru. 

Sentimen positif yang dibarengi dengan prospek usaha yang cerah ke depan membuat harga saham-saham konstituen indeks teknologi mengalami kenaikan yang pesat. Sepanjang tahun 2021, indeks teknologi di Bursa Efek Indonesia sudah melesat ratusan persen dan menjadi jawara jika dibandingkan dengan indeks sektoral lain.


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! BCA Mau Bikin Mobile Banking jadi Super Apps

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular