Pergerakan Wall Street Masih Berat, Dow Futures Drop 131 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
18 June 2021 18:44
In this photo provided by the New York Stock Exchange, trader Americo Brunetti works on the floor, Thursday, March 25, 2021. Stocks are wobbling in afternoon trading Thursday as a slide in technology companies is being offset by gains for banks as bond yields stabilize.(Courtney Crow/New York Stock Exchange via AP)
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) tertekan pada perdagangan Jumat (18/6/2021), berpeluang membawa indeks utama bursa Wall Street ke dalam pekan koreksi.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average drop 131 poin dari nilai wajarnya, sementara kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah masing-masing sebesar 0,3% dan 0,1%.

Mayoritas harga komoditas berbalik menguat tipis setelah terkoreksi dalam Kamis kemarin karena pemerintah China ingin menurunkan harga komoditas guna meredakan inflasi, sementara dolar AS menguat setelah bank sentralnya mengindikasikan penaikan suku bunga acuan di 2023.

Harga kontrak berjangka tembaga, emas, dan platinum menguat tipis pada Jumat, tetapi masih terhitung melemah sepanjang pekan. Penguatan tersebut membantu pemulihan beberapa saham komoditas seperti Newmont yang menguat 2% di sesi pra-pembukaan.

Saham teknologi yang sepekan ini menguat, cenderung melanjutkan reli seperti terlihat pada saham Nvidia yang menguat 1%. Sementara itu, saham Adobe melesat 3% setelah mengumumkan kinerja kuartal I-2021 yang melampaui estimasi pasar.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kemarin memicu koreksi besar, setelah mengindikasikan akan menaikkan suku bunga acuan dua kali pada 2023. Padahal sebelumnya pada Maret, mereka menyebutkan baru akan menaikkan suku bunga acuan pada 2024. Selain itu, mereka juga memperkirakan inflasi tahun ini akan berada di level 3,4%.

"Investor sepertinya menginterpretasikan nada hawkish The Fed pada Rabu itu sebagai pertanda bahwa ekspansi ekonomi pasca-pandemi di AS kemungkinan bakal lebih sulit dicapai di tengah lingkungan kebijakan moneter yang kurang akomodatif," tutur analis Goldman Sachs Chris Hussey dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Saat ini, pemulihan ekonomi masih dibayangi risiko karena penyerapan tenaga kerja masih fluktuatif. Terbaru, Departemen Tenaga Kerja melaporkan klaim tunjangan pengangguran pekan lalu sebesar 412.000 unit, atau bertambah dari posisi sepekan sebelumnya 375.000, dan masih di atas ekspektasi Dow Jones sebanyak 360.000.

Sepanjang pekan berjalan, indeks Dow Jones melemah 1,9%, atau menuju pekan terburuk sejak Januari. Indeks S&P 500 juga anjlok 0,6% tetapi Nasdaq menguat 0,65%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Cenderung Flat Jelang Rilis Klaim Pengangguran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular