
Dihantui Lockdown! Rupiah 5 Hari Anjlok, Tembus Rp 14.400/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah tidak pernah sekalipun menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) dalam 5 hari perdagangan di pekan ini. Selain dolar AS yang sedang kuat-kuatnya, kondisi dari dalam negeri juga memberikan tekanan bagi Mata Uang Garuda. Bahkan di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah sudah tembus ke atas Rp 14.000/US$
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,7% ke Rp 14.360/US$. Setelahnya rupiah terus terdepresiasi hingga 0,31% ke Rp 14.395/US$.
Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.340/US$, melemah 0,14% di pasar spot. Dengan pelemahan tersebut, total rupiah melemah 1,3% sepanjang pekan ini.
Sementara itu di kurs tengah BI atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah berada di Rp 14.403/US$, melemah 0,7% dari posisi kemarin.
Dibandingkan mata uang Asia hari ini, rupiah sekali lagi menjadi yang terburuk di Asia. Hingga pukul 15:17 WIB, mayoritas mata uang utama Asia melawan dolar AS.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Fakta menguatnya mayoritas mata uang utama Asia menunjukkan dolar AS sebenarnya sedang mengalami koreksi setelah menguat tajam dalam 2 hari terakhir. Kemarin, indeks dolar AS melesat 0,83% setelah naik 0,65% sehari sebelumnya. Sementara pada hari ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut terkoreksi tipis 0,01%.
Perkasanya dolar AS terjadi setelah bank sentral AS (The Fed) mengindikasikan akan menaikkan suku bunga di tahun 2023, lebih cepat dari proyeksi sebelumnya tahun 2024. Apalagi, beberapa anggota The Fed melihat adanya kemungkinan suku bunga akan dinaikkan pada tahun depan.
Dengan proyeksi suku bunga naik lebih cepat, banyak pelaku pasar melihat The Fed kemungkinan akan melakukan tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (QE) di semester II tahun ini.
Ketika tapering dilakukan dan suku bunga di AS naik, maka selisih imbal hasil dengan Indonesia akan semakin menyempit, dan berisiko memicu aliran modal ke luar dari Indonesia menuju Amerika Serikat (AS).
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Kasus Covid-19 Melonjak, Kementerian BUMN "Lockdown"
