Gegara The Fed, Dolar Singapura 3 Hari Naik Lawan Rupiah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 June 2021 14:27
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (16/6/2021), melanjutkan penguatan sejak awal pekan lalu. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang akan mengumumkan kebijakan moneter Kamis dini hari waktu Indonesia membuat rupiah terus tertekan.

Pada pukul 13:27 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.736,08, dolar Singapura menguat 0,22% di pasar spot. Sementara dalam 2 hari terakhir, Mata Uang Negeri Merlion ini menguat tipis masing-masing kurang dari 0,1%.

Isu tapering The Fed membuat rupiah sulit menguat. Sebab, berkaca dari tahun 2013, tapering memicu aliran modal keluar dari negara emerging market menuju Amerika Serikat. Pasar finansial global pun mengalami gejolak yang disebut taper tantrum. Rupiah menjadi salah satu korban keganasan taper tantrum.

Sehingga, sebelum The Fed mengumumkan kebijakannya, pelaku pasar meninggalkan rupiah, sebagai antisipasi kemungkinan adanya sinyal tapering.

Di sisi lain, dolar Singapura sedang mendapat sentimen positif dari perekonomiannya yang diprediksi tumbuh lebih tinggi.

Survei yang dilakukan Bank sentral Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) terhadap para ekonom menunjukkan proyeksi PDB tumbuh 6,5% di tahun ini. Proyeksi tersebut jauh lebih tinggi ketimbang survei bulan Maret sebesar 5,8%.

Meski para ekonom yang disurvei tersebut menaikkan proyeksinya, tetapi pendapat tersebut bukan merupakan proyeksi MAS.

Proyeksi kenaikan PDB tersebut ditopang ekspor non-minyak yang diprediksi tumbuh 7,5% lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya 6,9%.

Singapura merupakan negara yang mengandalkan ekspor guna memutar roda perekonomiannya. Pada 2019, rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura adalah 104,91%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia. Artinya, ketika ekspornya mulai pulih, maka pertumbuhan ekonomi juga akan bangkit.

Pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan lebih tinggi tentunya menjadi kabar yang sangat bagus, sebab Singapura sempat mengetatkan pembatasan sosial pada pertengahan Mei lalu guna sekali lagi meredam penyebaran virus corona.

Pembatasan sosial akhirnya dilonggarkan lagi di awal pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular