
Terungkap! Ini Penyebab Bunga Kredit Bank Sulit Banget Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Perbankan didorong untuk terus menurunkan suku bunga kredit seiring dengan semakin rendahnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7days reverse repo rate. Tapi sayangnya hal itu sulit terwujud.
"Suku bunga akan kita dorong untuk turun seiring stimulan dari BI policy rate sudah turun, memberikan ruang luas bagi perbankan nurunkan suku bunga," ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam acara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Selasa (15/6/2021)
"Tapi ada Rp 775 triliun nasabah yang menunda pembayaran. Jadi beban bagi bank dan lembaga keuangan yang membuat percepatan penurunan suku bunga tidak secepat penurunan BI rate," jelasnya.
Wimboh menyampaikan dana Rp 775 triliun merupakan realisasi fasilitas restrukturisasi kredit yang diberikan OJK sejak pandemi covid-19. Ini sebagai bentuk antisipasi kesulitan pembayaran oleh nasabah karena resesi ekonomi.
"Rp 775 triliun itu dibiayai oleh dana nasabah yang harus dibayar bunganya oleh bank di mana return tidak ada," terang Wimboh.
Menurut Wimboh ini situasi anomali, ketika likuiditas sangat melimpah tapi di sisi lain perbankan sangat berhati-hati dalam menyalurkan kredit. "Ini situasi yang anomali ketika krisis," pungkasnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, di pasar uang dan pasar dana, suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight dan suku bunga deposito perbankan telah menurun, masing-masing sebesar 155 basis poin (bps) secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 2,79% dan 3,76% pada Maret 2021.
Kemudian di pasar kredit, Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan telah menurun sebesar 174 bps (yoy) menjadi 8,9% pada Maret 2021.
Kelompok Bank BUMN mencatatkan penurunan SDBK yang paling dalam di antara kelompok bank lainnya yaitu sebesar 270 bps (yoy) pada Maret 2021
Sementara SBDK kelompok bank lainnya masih menurun secara terbatas yaitu hanya menurun sebesar 59 bps (yoy) pada periode yang sama.
Adapun, berdasarkan kelompok bank, kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) dan bank BUMN mencatatkan penurunan suku bunga kredit baru yang masih sangat rendah, yaitu masing masing sebesar 34 bps (yoy), 52 bps (yoy) dan 55 bps (yoy).
Sementara itu, kelompok Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) mengalami penurunan suku bunga kredit baru paling signifikan yaitu sebesar 158 bps (yoy).
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Antisipasi 'Ledakan' Kredit Macet, OJK Minta Bank Lakukan Ini