Dipimpin Reli BABP, IHSG Aman di Zona Hijau pada Sesi Pertama

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
14 June 2021 11:45
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama Senin (14/6/2021) dengan beristirahat di zona positif, dan sukses bertengger kembali di level psikologis 6.100.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.101,143 atau bertambah 5,65 poin (+0,09%). Aksi tembus level psikologis 6.100 itu sudah terjadi bahkan pada pembukaan pagi yang bertambah 0,25% ke level 6.110,79 pada menit-menit pembukaan.

Indeks acuan bursa saham nasional tersebut menyentuh level tertinggi perdagangan hari ini di level 6.124,872 yang disentuh 20 menit setelah pembukaan.

Namun, nilai transaksi bursa masih tipis, hanya Rp 5,3 triliun yang melibatkan 14 miliaran saham yang berpindah tangan 700.000-an kali. Sebanyak 209 saham naik, 265 melemah dan 165 sisanya stagnan. Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 130,9 miliar di pasar reguler.

Saham yang diburu investor asing terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan nilai pembelian masing-masing sebesar Rp 138,1 miliar dan Rp 51,9 miliar. Kedua saham bluechip tersebut kompak menguat masing-masing sebesar 0,7% dan 2,9% menjadi Rp 4.310 dan Rp 2.870/saham.

Sebaliknya, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi sasaran utama aksi jual asing, dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 22,6 miliar dan Rp 13,8 miliar. Keduanya terkoreksi, masing-masing sebesar 0,9% dan 0,2% menjadi Rp 1.585 dan Rp 32.275/unit.

Namun, saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) memberi kejutan dengan menduduki posisi puncak saham yang paling banyak ditransaksikan, dengan nilai Rp 253,6 miliar, setelah sahamnya melesat 3,1% menjadi Rp 398/unit menyusul konfirmasi bahwa perseroan telah mendapat izin operasi sebagai bank digital oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Secara umum, sentimen pasar masih variatif menanti rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) bank sentral AS. Di tengah kondisi demikian, pertemuan G-7 menyepakati tiga hal, yang pada intinya adalah mengatasi manuver China di kancah global.

Pertama, mereka menyepakati dana untuk membagikan 1,1 miliar vaksin bagi negara miskin dan berkembang, berkebalikan dari kebijakan mereka sebelumnya yang cenderung proteksionistis dengan mendesak produsen vaksin mengutamakan pasokan bagi negara Eropa dan AS.

Selain itu, mereka juga sepakat menghadang China terkait dengan "praktik ekonomi non-pasar" mereka, dan "pelanggaran" Hak Azasi Manusia (HAM) terhadap aktivis pro-demokrasi di Hongkong dan kalangan minoritas Uyghur, Xinjiang. Terakhir, mereka memberlakukan pajak minimal 15% bagi perusahaan lintas negara (multinational corporation/MNC).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mixed Pantau PDB China, IHSG Merah Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular