Semangat dari Asia, Mayoritas Bursa Hijau Kecuali China

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
10 June 2021 08:47
People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, July 10, 2019. Asian shares were mostly higher Wednesday in cautious trading ahead of closely watched congressional testimony by the U.S. Federal Reserve chairman. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Kamis (10/6/2021), di tengah pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street jelang rilis data inflasi AS pada periode Mei 2021.

Hanya indeks Shanghai Composite China yang hari ini dibuka di zona merah, yakni melemah 0,14%.

Sementara sisanya dibuka di zona hijau. Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,11%, Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,03%, Straits Times Singapura tumbuh 0,21%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,1%.

Dari data ekonomi, indeks harga produsen (producer price index/PPI) Jepang pada periode Mei 2021 telah dirilis pada pagi hari ini.

Dilansir data dari Trading Economics PPI Negeri Sakura pada Mei naik menjadi 4,9% secara tahunan (year-on-year/YoY), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2020 di level 3,8%.

Sementara secara bulanan (month-on-month/MoM), PPI Jepang pada Mei 2021 tercatat turun ke level 0,7%, dari sebelumnya pada April lalu di level 0,9%.

Berpindah ke Negeri Paman Sam, setelah sempat menguat di zona hijau hampir sepanjang sesi perdagangan, bursa saham New York (Wall Street) berakhir memerah, lantaran investor institusi masih menunggu data inflasi AS yang bisa menjadi penanda awal kapan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mungkin bakal memperketat kebijakan moneternya.

Indeks Dow Jones melemah 0,44% atau 152,68 poin ke 34.447,14. Kemudian, indeks yang berisikan 500 saham blue chip S&P 500 terkoreksi 0,18% ke 4.219,62, dan indeks yang sarat saham teknologi tergerus 0,09% ke 1.3911,75.

"Ada masa tenang dalam hal berita. Kita sudah melalui periode [rilis] pendapatan [emiten] dan orang-orang menunggu angka inflasi besok [hari ini]". kata Chuck Carlson, kepala eksekutif di Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.

Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS malam nanti akan memberikan sinyal lain tentang inflasi di tengah pemulihan ketidakseimbangan permintaan/penawaran.

Ini lantaran karena investor akan menentukan apakah tekanan inflasi, seperti yang ditegaskan The Fed, akan bersifat sementara atau permanen.

IHK periode Mei diperkirakan naik 4,7% secara tahunan, menurut polling ekonom oleh Dow Jones. Pada April, inflasi menguat 4,2% menjadi laju yang tercepat sejak 2008.

The Fed sebelumnya telah memperkirakan bahwa kenaikan inflasi tidak akan terjadi secara permanen, karena hanya ditopang oleh stimulus. Indikasi pemulihan ekonomi terlihat dari naiknya pembukaan lapangan kerja April ke level tertinggi baru, yakni 9,3 juta lapangan kerja.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular