Diam-diam, MCAS & Emiten 'Milik' Raffi Garap Motor Listrik

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
09 June 2021 17:35
Pengendara menggunakan sepeda motor listrik di Arteri, Jakarta Selatan, Rabu (27/2). Sepeda motor listrik Migo yang hadir di Jakarta ini dinilai siap menyambut moda transportasi baru, termasuk LRT dan MRT. Hal ini mendorong target Migo untuk jadi solusi transportasi ramah lingkungan dengan harga terjangkau di kawasan urban.
 Namun Beberapa hari ini perusahaan penyewa sepeda listrik berbasis aplikasi, Migo, menuai polemik. Masalah utamanya adalah tidak jelasnya izin kendaraan. Direktortar lalu lintas Polda Metro Jaya melarang sepeda listrik migo melintasi jalan raya karena belum tercatat di Kementerian Perhubungan sebagai salah satu jenis Kendaraan bermotor. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Sepeda Listrik (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), melalui anak usahanya PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), menggandeng perusahaan layanan kurir PT SiCepat Expres Indonesia (SiCepat) memasuki bisnis kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture) bernama PT Energi Selalu Baru (ESB).

Menurut keterbukaan informasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/6), nantinya, ESB akan berfokus pada distribusi sepeda motor listrik, penukaran baterai dan berbagai layanan pendukungnya.

Anak usaha NFCX, yang juga sempat dikaitkan dengan artis ternama Raffi Ahmad, PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX), dan emiten penyedia solusi sumber daya manusia (SDM) dan logistik PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) akan memiliki saham minoritas di ESB.

DMMX dan TFAS akan berfokus menyediakan dukungan komersial, infrastruktur dan ekosistem untuk ESB.

Dalam keterangan tertulis tersebut, Director & Corsec MCAS Rachel Siagian menyebutkan bahwa ESB bakal memiliki saham mayoritas di perusahaan produsen motor dan sepeda listrik asal Semarang, PT Volta Indonesia Semesta (Volta).

Rachel menyebut, ESB bertujuan untuk meningkatkan penyerapan dan penerimaan penggunaan EV di Indonesia dengan menyediakan distribusi sepeda motor listrik yang seamless dan layanan penukaran baterai (battery exchange), diberdayakan oleh platform digital dan teknologi Internet-of-Things (IoT).

"Volta akan menjadi rumah produksi utama sepeda motor listrik untuk ESB dengan NFCX menyediakan dan mengelola platform digital untuk registrasi dan pengelolaan kendaraan, pembayaran dan rewards," kata Rachel, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (9/6).

Rencananya, ESB akan memanfaatkan kemampuan logistik serta jaringan SiCepat dan TFAS untuk merencanakan dan menyebarkan stasiun penukaran baterai.

Informasi saja, selain memiliki lini bisnis di industri Sumber Daya Manusia (SDM) yang terintegrasi dengan teknologi digital, TFAS juga mempunyai anak usaha, PT Logitek Digital Nusantara (LDN), yang berfokus di bidang kurir dan logistik.

Sebelumnya, LDN juga menjalin kerjasama dengan SiCepat untuk mengembangkan drop point pengiriman paket.

Di samping itu, ekspansi jaringan penukaran baterai ini juga bakal menggunakan jaringan toko ritel DMMX yang luas di seluruh Tanah Air.

Direktur Volta Willty Awan menjelaskan perseroan menyambut baik kemitraan dengan NFCX dan berbagai perusahaan teknologi afiliasi dalam MCAS Group untuk membawa adopsi EV di Indonesia ke level selanjutnya.

"Menyadari value proposition dari Indonesia yang lebih hijau dilatarbelakangi oleh populasi yang lebih peduli lingkungan, NFCX dengan senang hati memimpin kemajuan Grup ke pasar EV Indonesia yang menjanjikan," kata Presiden Direktur NFCX Abraham Theofilus.

Sementara menurut CEO SiCepat The Kim Hai, untuk tahap pertama, perusahaan akan menambahkan sekitar 5.000 sepeda motor listrik ESB ke dalam armada SiCepat dan akan terus menambahkan sepeda motor listrik untuk mendukung upaya pemerintah menuju Indonesia yang lebih hijau.

Adapun Presiden Direktur TFAS mengatakan, pihaknya akan berusaha untuk mengintegrasikan stasiun penukaran baterai ke dalam jaringan titik drop logistik perusahaan yang sedang berkembang.

Tidak ketinggalan Presiden Direktur DMMX Budiasto Kusuma menambahkan, "Kami berharap bahwa traffic tambahan dari pengendara EV (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan jumlah motor listrik sebanyak 13 juta unit pada 2030) juga akan menguntungkan toko para mitra kami."

Budiarto berujar, kerja sama ini merupakan langkah penting untuk transformasi berkelanjutan dari warung-warung di bawah jaringan kami untuk dapat memenuhi berbagai tuntuntan baru dari konsumen baru Indonesia.

Mengacu pada keterangan dari pihak MCAS, saat sepeda motor listrik perusahaan sudah dalam pengujian beta dengan lembaga pemerintahan dan beberapa perusahaan swasta.

Sepeda motor listrik dan fasilitas pendukungnya ini diharapkan dapat dibuka untuk akses pasar massal pada akhir paruh kedua tahun 2021.

"Lebih lanjut, sepeda motor listrik kami akan hadir dengan beberapa model harga untuk penukaran baterai yang akan memenuhi kebutuhan pengendara dengan frekuensi sering (frequent), tidak sering (non-frequent), jarak jauh, dan jarak pendek," jelas pihak MCAS.

Rachel menjelaskan, ini menandai langkah awal Grup dalam memasuki pasar EV Indonesia yang menjanjikan dan diprediksi untuk tumbuh bersamaan dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan industri EV yang terintegrasi.

"Dilengkapi dengan sumber daya alam (nikel, kobalt, dan tembaga), Indonesia telah secara aktif menggaet berbagai perusahaan asing untuk bermitra guna meningkatkan rantai nilai terkait produksi baterai EV," katanya.

Menurut penjelasan pihak MCAS, pemerintahan Jokowi menargetkan untuk memiliki 374 ribu mobil listrik, 11,8 juta motor listrik, 6 ribu unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan 17 ribu Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) pada 2025.

Pada 2030, angka ini diharapkan bertumbuh menjadi 2,2 juta unit untuk mobil listrik, 13 juta unit untuk motor listrik, 32 ribu unit untuk SPKLU dan 67 ribu unit untuk SPBKLU.

Selain itu, menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia, Indonesia bertujuan untuk meningkatkan investasi di sektor baterai EV menjadi US$ 35 miliar pada tahun 2033.

Asal tahu saja, DMMX anak anak usaha dari NFCX dan bagian dari Grup M Cash. DMMX bergerak di bidang pemasaran perdagangan digital dan platform pertukaran iklan cloud yang menyediakan berbagai layanan end-to-end.

Sebelumnya, DMMX tercatat bekerjasama dengan perusahaan milik Raffi Ahmad, RANS Entertainment untuk membentuk perusahaan patungan untuk membangun platform pemasaran media sosial digital dan pendirian joint venture (JV), PT DMMX Rans Digital (DIGIRANS). Perusahaan ini akan mengelola platform tersebut. DMMX memiliki 33,33% saham senilai Rp 300 juta.

Sementara itu, NFCX bergerak di bidang layanan teknologi informasi, digital, dan telekomunikasi. Adapun sang Induk, MCAS, merupakan perusahaan penyedia produk digital, seperti seperti pulsa dan token listrik.

Kemudian, TFAS adalah emiten yang didirkan sejak 2008 yang bergerak di bidang pemasaran produk telekomunikasi, solusi SDM yang terintegrasi digital dan bidang kurir serta logistik.

Terakhir, Volta adalah perusahaan produsen sepeda dan motor listrik yang didirikan pada tanggal 9 Oktober 2017 dan mulai memasarkan produk sepeda listrik pada Februari 2018.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Trader! 10 Saham Diborong Asing, Ada Punya Raffi Ahmad

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular