
Indeks Teknologi Terbang 12%, Waspada Aneka Gorengan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks sektoral terbaru di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni sektor Teknologi kembali melesat pada perdagangan hari ini dampak dari sentimen positif siap melantainya raksasa teknologi Indonesia seperti Bukalapak, Tiket.com, serta GoTo grup yang baru saja merampungkan peleburan antara startup Gojek dan Tokopedia.
Tercatat indeks sektoral Teknologi hari ini kembali melesat kencang 12,25%. Terbangnya indeks sektoral hingga double digit yang jarang terlihat di indeks sektoral lain dikarenakan tidak ada saham Big Cap yang bisa menjadi 'pasak' di indeks sektoral teknologi sehingga apabila ada satu emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar diantara indeks teknologi terbang, maka indeks sektoral juga akan melesat.
Selain itu jumlah konstituen sektor teknologi tergolong sedikit serta saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di indeks ini tergolong merupakan saham lapis ketiga dan keempat sehingga mudah digerakkan oleh market maker.
Simak gerak saham teknologi pada perdagangan hari ini.
Tercatat pada perdagangan hari ini terdapat 4 saham dengan kenaikan double digit dan 3 diantaranya terkena level kenaikan tertinggi harian alias ARA (25% apabila dibawah harga saham di bawah Rp 5.000/unit dan 20% apabila diatasnya)
Kenaikan dipimpin oleh PT Hensel Davest Indoensia Tbk (HDIT) dengan kenaikan 24,46% ke level Rp 580/unit. Selanjutnya ada PT Indostreling Technomedia Tbk yang melesat 20,63%.
Di posisi ketiga ada saham yang baru diborong oleh Anthony Salim yakni PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang naik 20% ke level Rp 28.500/unit. Selanjutnya di posisi keempat dan kelima ada PT Indointernet Tbk (EDGE) yang naik 19,86% dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) yang terbang 9,65%.
Meskipun melesat kencang, kelima saham ini terbang tanpa disertai volume perdagangan yang jumbo yang mengindikasikan adanya market maker yang menguasai mayoritas saham beredar yang sedang menggerakan saham ke arah tertentu.
Sedangkan koreksi parah dibukukan oleh PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) yang ambruk 5,86% setelah disuspensi bursa karena kenaikan tak wajar serta induk usahanya PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) yang juga merosot 1,31%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi