Taper Tantrum Bikin IHSG Bergejolak, tapi Bisa Tembus 6.100

Putra, CNBC Indonesia
04 June 2021 09:19
Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan depresiasi tipis 0,01% ke level 6.091,13. Selang 18 Menit IHSG berbalik hijau tipis 0,16% di level 6.100,96 setelah sempat jatuh ke zona merah pada perdagangan akhiw pekan Jumat (4/6/21).

Kenaikan IHSG hari ini melanjutkan reli IHSG selama 6 hari beruntun. Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 1,2 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 114 miliar di pasar reguler.

Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 52 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 24 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang dilego Rp 4 miliar dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) yang dijual Rp 3 miliar.

Isu tapering kembali muncul setelah Presiden The Fed wilayah Philadelphia, Patrick Harker mengatakan saat ini waktu yang tepat untuk memikirkan mengenai pengurangan QE.

Isu tersebut semakin menguat setelah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat kemarin. Automatic Data Processing Inc. (ADP) kemarin melaporkan sepanjang bulan Mei sektor swasta AS menyerap 978.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian. Penambahan tersebut jauh lebih banyak ketimbang bulan sebelumnya 654.000 tenaga kerja.

Data ini biasanya dijadikan acuan rilis data tenaga kerja versi pemerintah AS yang dikenal dengan istilahnon-farm payrolls(NFP). Hasil survei dari Dow Jones memperkirakan NFP sepanjang bulan Mei sebanyak 671.000 pekerja, naik dari bulan sebelumnya 266.000 tenaga kerja.

Data tenaga kerja AS merupakan salah satu acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter, selain data inflasi.

Pada Jumat pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (28/5/2021) lalu melaporkan data inflasi berdasarkanpersonal consumption expenditure(PCE). Data tersebut merupakan inflasi acuan bagi The Fed.

Inflasi PCE inti dilaporkan tumbuh 3,1%year-on-year(yoy) di bulan April, jauh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya 1,8% yoy. Rilis tersebut juga lebih tinggi ketimbang hasil surveiReutersterhadap para ekonomi yang memprediksi kenaikan 2,9%. Selain itu, rilis tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak Juli 1992, nyaris 30 tahun terakhir.

Inflasi yang tinggi, serta pasar tenaga kerja yang menguat maka ekspektasi tapering pun semakin kencang. Kecemasan akantaper tantrum kembali muncul.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular