
Babak Belur di 2020, Erick Thohir: Laba BUMN Drop Jadi Rp28 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan laba konsolidasi yang diperoleh seluruh perusahaan BUMN sepanjang tahun lalu diprediksi hanya mencapai Rp 28 triliun, anjlok 77% dibandingkan dengan realisasi laba bersih perusahaan BUMN pada 2019 yang mencapai Rp 124 triliun.
Sementara itu, pendapatan dari seluruh BUMN ditaksir mencapai Rp 1.200 triliun, turun 25% dibandingkan dengan 2019 sebesar Rp 1.600 triliun akibat pandemi Covid-19.
"Dari konsolidasi awal jelas pandemi ini terdampak dengan BUMN kita punya net profit [laba bersih] bukan langsung dibagi itu tadinya Rp 124 triliun di tahun 2019 di tahun ini laporan [2020] kemungkinan konsolidasi hanya Rp 28 triliun," kata Erick dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR, Kamis (3/6/2021).
"Ini nyata dalam konsolidasi buku setelah di audit [laporan keuangan 2020]," tegas Erick.
Sebagai perbandingan data, berdasarkan data prognosis kinerja keuangan yang dikutip dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), total pendapatan yang dikantongi perseroan pelat merah mencapai Rp 2.339 triliun pada 2018. Realisasi itu naik 10,45% dari Rp 2.027 triliun tahun sebelumnya.
"Revenue turun dari Rp 1.600 triliun jadi Rp 1.200 triliun, ini kenapa [Kementerian BUMN] mau bangun project management office ini supaya data base yang di BUMN jadi satu, sehingga pembukuan dan keperluan capex-capex [capital expenditur/belanja modal] yang tidak diperlukan bisa di-cut [dipangkas], seperti yang kita lakukan kemarin di PLN dan Telkom," kata Erick.
Dia mengatakan, Telkom atau PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berhasil meraih profitabilitas tinggi dari laba bersihnya karena ada pemangkasan di belanja modal atau capex.
"Kalau kita lihat Telkom sendiri profitabilitas naik karena capex kita tekan, itu mungkin bisa disampaikan kalau bisa didukung tambahan anggaran itu [Kementerian BUMN]. Sehingga total kebutuhan kementerian itu Rp 244,8 miliar," jelas Erick.
"Saya harap dukungan ini jadi realitas dengan kerendahan hati insya Allah kepercayaan ini [anggaran untuk Kementerian BUMN] dilakukan maksimal dengan anggaran terkontrol dengan baik."
Berdasarkan data Kementerian BUMN, pendapatan perusahaan BUMN terus naik dari periode 2015-2018. Misalnya pada 2015 pendapatan mencapai Rp 1.699 triliun, lalu Rp1.710 triliun pada 2016, Rp2.027 triliun pada 2017, dan Rp 2.339 triliun pada 2018.
Dari sisi laba bersih, menurut prognosis Kementerian BUMN, pada 2018 sebesar Rp 188 triliun pada 2018, naik tipis 1,07% dari Rp 186 triliun pada 2017.
Akhir tahun lalu, Erick sebetulnya sudah memberikan sinyal penurunan kinerja perusahaan BUMN akibat pandemi. Kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah tahun 2020 diramal akan turun hingga 60% akibat pandemi Covid-19. Penurunan kinerja ini juga sejalan dengan kondisi perekonomian yang terkontraksi alias minus.
Erick Thohir mengatakan penurunan sudah mulai terlihat dari turunnya kinerja BUMN sektor perbankan. Koreksi juga diperkirakan terjadi hingga 2021, meski turunnya tak akan sebesar 2020.
"Karena Covid-19 kita ada perubahan roadmap sedikit. Secara ekonomi dan bidang usaha pasti terkoreksi. Kalau kita lihat di tahun ini [2020] koreksinya sampai 60%. Tahun depan [2021] masih ada koreksi 30%," kata Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (30/11/2020).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Direksi BUMN, Catat! Erick Ingin Laba BUMN Tahun Ini Rp 144 T
