Korea Selatan Resmi Tinggalkan Jurang Resesi, RI Kapan?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 May 2021 16:15
Swab Test
Foto: Warga menjalani tes usap atau swab test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta, Senin (2/11/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Sama dengan Korsel, Indonesia juga mengalami resesi akibat pandemi Covid-19. Pada Rabu (5/5/2021), BPS melaporkan ekonomi Indonesia pada tiga bulan pertama 2021 tumbuh -0,96% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Sementara dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), ekonomi Indonesia tumbuh -0,74%.

PDB Indonesia mengalami kontraksi sejak kuartal II-2020, artinya sudah setahun Indonesia mengalami resesi. Pada kuartal II-2020, PDB Indonesia mengalami kontraksi hingga 5,32%, setelah terus membaik hingga tiga bulan pertama tahun ini.

Di kuartal II-2021, Indonesia kemungkinan besar akan lepas dari resesi. Menteri Keuangan Sri Mulyani yang cukup optimis dengan prospek pertumbuhan ekonomi RI. Bahkan sebelumnya mengatakan pada Q2-2021, ekonomi Indonesia akan tumbuh hingga 8%.

Dia mengatakan, sinyal pemulihan ekonomi ditunjukkan dengan kembalinya tingkat kepercayaan masyarakat ke level optimis pada angka 101,5. Angka ini jauh melampaui periode awal pandemi sejalan dengan tren mobilitas masyarakat yang mengalami peningkatan secara konsisten sejak bulan April.

Sementara itu Bank Indonesia (BI) meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II-2021 bisa tumbuh melesat hingga kisaran 7%.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menjelaskan, salah satu pemicu yang membuat perekonomian Indonesia pada kuartal II-2021 tumbuh tinggi, adalah beberapa sektor ekonomi yang sudah mulai pulih.

Tiga sektor utama yang mulai pulih dan mengalami peningkatan, kata Dody, di antaranya adalah sektor industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.

"Kami percaya ekonomi di Kuartal II-2021 tumbuh 7% karena didukung tiga sektor, manufaktur, perdagangan, dan konstruksi," ujarnya dalam Indonesia Investment Forum 2021 secara virtual, Kamis (27/5/2021).

Seperti yang disebutkan oleh BI, industri pengolahan atau manufaktur mulai menunjukkan pemulihan. Tidak sekedar pulih, aktivitas manufaktur Indonesia bahkan mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah.

IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur yang dicerminkan dengan Purchasing Managers' Index (PMI) pada April 2021 sebesar 54,6. Naik dari bulan sebelumnya yaitu 53,2 dan mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.

"Kunci dari perbaikan ini adalah pertumbuhan pemesanan baru (new orders) yang sangat pasar. Dunia usaha melakukan ekspansi yang signifikan, dan mencatat rekor tertinggi sejak survei dilakukan pada April 2011," sebut keterangan resmi IHS Markit, Senin (3/5/2021).

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Angka di atas 50 menunjukkan dunia usaha tengah dalam fase ekspansi.

Ekspansi sektor manufaktur tersebut tentunya menjadi kabar bagus, sebab industri pengolahan berkontribusi nyaris 20% terhadap PDB Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular