
Dijaga BI! Asing Borong SBN & Saham, Bikin Rupiah pun Happy

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berhasil menguat terhadap dolar AS minggu ini. Kendati tak terlalu fantastis, rupiah masih membukukan apresiasi sebesar 0,5% dan membuatnya sudah berada di bawah Rp 14.300/US$. Not bad!
Hingga perdagangan terakhir di pasar spot kemarin (28/5/2021), nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis 0,04% ke Rp 14.285/US$. Sementara itu di kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) indikator rupiah juga terus membaik meskipun masih rupiah masih di atas Rp 14.300/US$.
Penguatan rupiah tak lepas dari upaya bank sentral nasional untuk 'jaga gawang'. Minggu ini Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo di 3,5%.
Suku bunga koridor juga tak berubah 75 basis poin (bps) lebih tinggi dari acuan untuk lending facility di 4,25% dan 75 bps lebih rendah dari acuan untuk deposit facility di 2,75%.
BI memang fokus untuk menjaga stabilitas nilai tukar sesuai mandatnya. Sejak 2020 BI tercatat sudah memangkas 150 bps suku bunga acuan. Besarnya pemangkasan yang dilakukan oleh BI sudah setara dengan pemangkasan Federal Funds Rate (FFR).
Kebijakan BI untuk tetap menahan suku bunga acuan membuat aset keuangan RI masih menarik terutama di mata investor asing. Untuk imbal hasil SBN tenor 10 tahun selisihnya (spread) masih di kisaran 500 bps dengan US Treasury.
Dilihat dari imbal hasil riilnya surat utang pemerintah RI juga masih sangat menarik. Di AS inflasi sudah naik tinggi. April lalu inflasi tercatat naik 4,2% (yoy) dan merupakan kenaikan tahunan tertinggi.
Dengan tingkat inflasi setinggi itu maka imbal hasil riil obligasi pemerintah AS masih minus, mengingat posisi current yield di 1,6%. Sementara itu di Indonesia inflasi masih di bawah sasaran target BI 2%. Itu berarti imbal hasil riilnya masih di sekitar 500 bps.
Menariknya aset-aset keuangan domestik membuat investor asing perlahan-lahan mulai masuk kembali ke instrumen investasi pendapatan tetap ini.
Berdasarkan data transaksi 24 - 27 Mei 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik melakukan beli neto di pasar SBN sebesar Rp 5,45 triliun. Tidak hanya surat utang pemerintah saja yang diburu, saham pun juga ikut dikoleksi.
Untuk periode yang sama asing tercatat membukukan aksi beli bersih di pasar ekuitas sebesar Rp 0,69 triliun. Sehingga secara total ada aksi beli bersih asing senilai Rp 6,13 triliun di pasar keuangan RI.
Adanya inflow inilah yang membuat nilai tukar rupiah berhasil menguat di hadapan greenback meskipun indeks dolar cenderung naik minggu ini.
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Semakin Perkasa, Kata BI Ini Faktor Pendorongnya