Horee Bursa Asia Cerah! Nikkei Meroket, tapi Shanghai Loyo

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 May 2021 17:08
A man walks past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas pasar saham Asia berakhir positif pada perdagangan akhir pekan Jumat (28/5/2021), karena pelaku pasar Asia masih merespons positif terkait data ekonomi Amerika Serikat (AS) terbaru dan jelang rilis data budget AS tahun fiskal 2022.

Tercatat indeks Nikkei Jepang mengakhiri pekan ini dengan ditutup meroket 2,1% ke level 29.149,41, Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,04% ke 29.124,41, Straits Times Singapura menguat 0,43% ke 3.178,55, KOSPI Korea Selatan melesat 0,73% ke 3.188,73, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir tumbuh 0,12% ke 5.848,62.

Sementara untuk indeks Shanghai Composite China pada hari ini kembali ditutup melemah 0,2% ke posisi 3.600,78.

Pasar saham Jepang memimpin penguatan bursa saham Asia, setelah adanya perubahan komponen di indeks MSCI pada perdagangan kemarin dan peluncuran vaksin yang stabil juga membangkitkan minat risiko investor di tengah harapan pemulihan ekonomi yang cepat.

Selain itu, beberapa pengamat pasar di China menyatakan bahwa reli pekan ini disebabkan oleh meredanya kekhawatiran pelaku pasar atas inflasi yang naik tinggi, karena dari pihak Beijing berjanji untuk mengekang kenaikan harga yang signifikan di pasar komoditas.

Dari sisi korporasi, saham JD Logistics yang diperdagangkan perdana pada hari ini berhasil melesat hingga 18,3% dibandingkan dengan harga saat IPO (initial public offering/IPO). Nilai pasar saham JD Logistics melesat hingga HK$ 34 miliar.

IPO JD Logistics merupakan IPO yang terbesar kedua di Hong Kong pada tahun 2021, di mana proses IPO perusahaan dari JD Group tersebut mencapai lebih dari US$ 1 miliar.

Investor mengamati ketegangan baru antara China-AS, setelah Senat AS pada Kamis (27/5/2021) kemarin mengajukan paket undang-undang yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan AS untuk bersaing dengan teknologi China.

Dari AS, data positif muncul dari AS berupa klaim tunjangan pengangguran baru yang menurun ke level terendah selama era pandemi yakni 406.000. Data tersebut mengindikasikan bahwa tekanan ekonomi di AS mulai surut.

Investor juga akan memantau rilis data budget AS untuk tahun fiskal 2022 yang akan dirilis pada hari ini, di mana angkanya akan mencapai US$ 6 triliun dan akan menjadi pengeluaran federal terbesar sejak Perang Dunia Kedua apabila berhasil disetujui, meskipun kecil kemungkinannya karena kontrol demokrat yang lemah di Kongres.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular