
Ini Fakta Soal Plum Rain China yang Bikin Batu Bara Terbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal terus melenggang dan cetak rekor tertinggi barunya sebelum akhirnya ditutup flat pada perdagangan kemarin. Pasar masih diliputi kekhawatiran ketatnya pasokan domestik China di tengah tingginya ancaman banjir.
Harga batu bara tembus rekor baru ke US$ 115/ton. Tidak hanya menjadi level tertinggi sepanjang 2021, harga batu bara juga berada di level tertingginya sejak bulan ke sepuluh tahun 2018.
Musim hujan di China masih menjadi risiko terbesar pasokan batu bara. Saat musim hujan datang aktivitas operasional cenderung terhambat apalagi jika hujan deras dan ekstrem diikuti banjir. Tidak hanya aktivitas produksi saja yang mandek tetapi juga distribusi.
Mulai bulan April, China memasuki periode musim penghujannya. Setidaknya musim hujan bakal bertahan sampai Juli nanti. Periode ini sering dikenal dengan sebutan plum rain season atau dalam bahasa lokal disebut Meiyu.
Musim hujan tak terjadi secara serempak di berbagai wilayah China. Misalnya China Selatan, musim hujan datang lebih awal yakni di bulan April-Mei. Kemudian di bulan Mei-Juni, hujan melanda sebagian besar wilayah timur China. Terakhir Juni-Juli giliran China Utara yang diguyur hujan lebat.
Masalahnya dengan batu bara adalah sebagian besar tambang batu bara China terletak di provinsi utara. Saat musim hujan terjadi sering ada pemadaman listrik di area tambang. Hal ini juga berkorelasi positif dengan jumlah insiden kecelakaan tambang di China.
Pemerintah mengutip insiden banjir baru-baru ini di tambang batu bara di Xinjiang dan Shanxi sebagai pengingat bagi sektor tersebut. Faktor inilah yang membuat harga batu bara terus mengalami kenaikan.
Pasalnya saat permintaan untuk sektor pembangkit listrik meningkat tetapi pasokan tak memadai sehingga harga batu bara lokal terbang. Kenaikan fantastis harga batu bara China juga mendongkrak harga batu bara lain salah satunya adalah ICE Newcastle.
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Akhir Musim Dingin, Harga Batu Bara China Mulai Jinak