
Suntikan Tenaga dari Barat, IHSG Dibuka Berjaya Akhir Pekan

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan apresiasi 0,57% ke level 5.875,27 pada perdagangan akhir pekan Jumat (28/5/21). Selang 10 menit terpantau IHSG masih berada di zona penguatan dengan apresiasi 5.8880,09 atau kenaikan 0,65% menyusul optimisme akan pulihnya perekonomian di Amerika Serikat.
Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 1,2 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 65 miliar di pasar reguler.
Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 52 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 45 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang dilego Rp 11 miliar dan PT Bank Sentral Asia Tbk (BBCA) yang dijual Rp 8 miliar.
Rilis data yang masih akan dipantau dan sanggup menggerakan pasar hari ini masih datang dari Paman Sam dimana hari ini AS akan merilis data PCE Deflator yang menjadi acuan favorit The Fed dalam menilai inflasi.
Setelah CPI yang biasa digunakan untuk memprediksi inflasi melonjak pada bulan lalu tentu saja rilis data inflasi akan ditunggu-tunggu para pelaku pasar untuk memprediksi apakan nantinya akan ada tapering oleh bank sentral AS.
IHK PCE sendiri diprediksi akan melonjak dari 1,8% menjadi 2,9% sementara pendapatan personal diprediksikan akan merosot hingga 14,3% seiring dengan berakhirnya cek stimulus, sementara pengeluaran personal diprediksikan naik 0,5%.
Dengan membaiknya perekonomian dan melesatnya inflasi tentu saja bisik-bisik di pasar seputar The Fed yang akan mengurangi stimulus moneter serta akan mengurangi pembelian obligasi dan bahkan memangkas suku bunga secara perlahan alias tapering tentu saja akan kembali menghangat di kalangan para pelaku pasar, apalagi jika nantinya PCE Deflator menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dibanding prediksi.
Selanjutnya masih dari negara Stars and Stripes, dikabarkan bahwa budget tahun fiskal 2022 akan dirilis pada hari ini dimana angkanya akan mencapai US$ 6 triliun dan akan menjadi pengeluaran federal terbesar sejak Perang Dunia Kedua apabila berhasil disetujui, meskipun kecil kemungkinanya karena kontrol demokrat yang lemah di Kongres.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500