Balas Dendam, Harga CPO Melesat 2,5% Dekati Lagi RM 4.000

Market - Tirta, CNBC Indonesia
25 May 2021 14:50
Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah ambles hampir 11% dalam 10 hari perdagangan terakhir, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) balas dendam pada perdagangan hari ini, Selasa (25/5/2021). 

Harga CPO memang sempat terlempar dari level RM 4.000/ton. Namun hingga sesi istirahat siang hari ini harga minyak nabati tersebut naik 2,54% dan kembali mendekati level psikologis RM 4.000/ton atau tepatnya di RM 3.989/ton.

Setidaknya ada beberapa faktor yang menjadi katalis positif untuk harga minyak sawit. Pertama adalah tren kenaikan harga minyak mentah dunia beberapa hari terakhir. Setelah ambles ke US$ 65/barel untuk Brent, kini harga minyak kembali mendekati level psikologis US$ 70/barel.

Minyak nabati seperti minyak sawit banyak digunakan sebagai bahan baku biodiesel yang merupakan produk substitusi bahan bakar fosil. Ketika harga minyak naik, ada kecenderungan harga minyak nabati juga ikut terangkat seperti hari ini. 

Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 1,24%. Sementara itu harga kontrak minyak kedelai dan sawit di bursa komoditas Dalian masing-masing menguat 1,1% dan 0,5%. 

Di sisi lain ekspor minyak sawit Malaysia yang meningkat sepanjang 1-25 Mei meskipun tipis juga menjadi salah satu pendorong kenaikan harga CPO. Perusahaan surveyor kargo memperkirakan ekspor minyak sawit Malaysia naik 0,3% dibanding periode yang sama bulan lalu menjadi 1,105 juta ton. 

Namun, risiko penurunan harga minyak sawit tetaplah ada. Apalagi di tengah peningkatan kasus infeksi Covid-19 di negara-negara Asia seperti India, Malaysia, Singapura dan Taiwan. 

Kasus harian infeksi Covid-19 di Malaysia per harinya mencapai angka 6.000 orang. Hal ini membuat lockdown harus kembali diterapkan. Pembatasan aktivitas ekonomi tentu saja menjadi ancaman bagi konsumsi masyarakat.

Sektor hotel, restoran dan katering (horeka) bakal tertekan lagi. Padahal dari sektor tersebut serapan kebutuhan minyak sawit untuk dijadikan sebagai minyak goreng juga tinggi.

Bagaimanapun juga harga CPO yang sudah tinggi rawan akan koreksi.Analis mulai melihat adanya peluang penurunan harga yang tajam.

Melansir Reuters, PIVB mengatakan harga CPO berpotensi turun di bawah level RM 3.500/ton setelah September yang bertepatan dengan periode musiman peningkatan produksi kelapa sawit baik di Malaysia maupun Indonesia.

Peningkatan produksi bakal membuat stok menjadi lebih tinggi sehingga harga bisa terkoreksi dari level tertingginya sekarang ini.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Joss! Harga CPO Melesat 2%, Nyaris ke RM 3.749/ton


(twg/twg)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading