Tok! Komite Privatisasi Restui Holding BUMN Ultra Mikro BRI

Market - Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
25 May 2021 10:53
Direktur Utama Bank BRI Sunarso pada kegiatan BRI Microfinance Outlook 2021 (Dok. BRI) Foto: Direktur Utama Bank BRI Sunarso pada kegiatan BRI Microfinance Outlook 2021 (Dok. BRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso menegaskan rencana pembentukan Holding Ultra Mikro (Umi) tiga BUMN di bawah Bank BRI yang membawahi PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sudah mendapatkan persetujuan Komite Privatisasi Perusahaan Persero.

"Sudah mendapat persetujuan Komite Privatisasi," tegas Sunarso, dalam konferensi pers kinerja, Selasa (25/5/2021).

"Dan sudah barang tentu dapat rekomendasi Parlemen, proses kita jalankan namun sampai hari ini kita tidak boleh menyampaikan angka dan lain-lain," lanjut Sunarso.

"Kami belum memasuki fase keterbukaan informasi," jelas mantan Dirut Pegadaian ini.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir juga menegaskan pihaknya sudah mendapatkan restu dari sejumlah otoritas berkaitan dengan rencana pembentukan Holding Ultra Mikro (Umi).

Erick mengatakan dukungan tersebut berasal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), dan Komite Privatisasi yang dipimpin langsung oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Komite Privatisasi Perusahaan Persero dibentuk dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Keppres Nomor 47 Tahun 2014 tentang Komite Privatisasi Perusahaan Perseroan.

"Alhamdulillah daripada audiensi kami dan rapat-rapat yang ada di berbagai pihak saat ini kami sudah mendapat dukungan dari OJK, Bank Indonesia, LPS, KSSK dan juga terakhir dirapatkan di komite privatisasi yang dipimpin langsung oleh Menko Perekonomian sebagai pimpinan dari komite tersebut," kata Erick dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (18/3/2021).

"Kita sudah sosialisasi mendapat persetujuan ini," kata pendiri Mahaka Media ini.

Dia mengatakan, ada beberapa hal penting untuk disampaikan terkait dengan konsep pengembangan Holding Ultra Mikro.

"Perlu kami sampaikan bahwa, pertama, bagaimana model bisnis ekosistem ultra mikro akan fokus pada pemberdayaan bisnis melalui PNM dan juga pengembangan bisnis melalui Pegadaian dan BRI untuk mencermati usaha mikro naik kelas," kata Erick.

"Itu yang terpenting usaha mikro bisa naik kelas sehingga bisa memasuki tahapan yang lebih tinggi jadi tidak yang kecil tetap kecil, yang kaya makin kaya tapi bagaimana yang kecil bisa ke menengah. ini yang kita coba sama-sama lakukan," jelasnya.

Adapun Holding ultra mikro ini akan beranggotakan BBRI, Pegadaian dan PNM. BRI akan memiliki saham di Pegadaian dan PNM.

Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan ketiga perusahaan ini setelah dibentuk dalam satu holding akan memiliki aset mencapai Rp 2.235 triliun pada 2024 nanti. Ini mengalami kenaikan Rp 48 triliun jika dibandingkan dengan tanpa dibentuknya holding yakni di angka Rp 2.187 triliun.

"Laba juga demikian, dari Rp 74,5 triliun [jika tidak ada holding] diproyeksikan ada tambahan Rp 8,4 triliun jadi Rp 82,9 triliun," kata Kuswiyoto dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (18/3/2021).


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Rektor UI Mundur dari Wakomut, Begini Respons Bos Bank BRI


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading