IHSG 'Semangat 45' Tunggu Hasil Rapat BI, Semoga Bisa Kokoh

Putra, CNBC Indonesia
25 May 2021 09:19
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau dengan apresiasi 0,16% ke level 5.772,93 pada perdagangan Selasa (2155/21). Selang 10 menit, IHSG terpantau kembali naik 0,42% ke level 5.787,55 jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.

Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 1 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 13 miliar di pasar reguler.

Asing melakukan pembelian di saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) sebesar Rp 8 miliar dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp 6 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilego Rp 16 miliar dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang dijual Rp 3 miliar.

Dari dalam negeriGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan rekan akan menggelar dan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Mei 2021 pada 24-25 Mei. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 3,5%.

Pelaku pasar memperkirakan Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan pada bulan ini. Wajar, karena MH Thamrin menunggu komitmen perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit lebih dalam lagi.

Sejak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) mengobrak-abrik perekonomian nasional, BI tidak tinggaldiam. BI 7 Day Reverse Repo Rate diturunkan 200 basis poin ke 3,5%. Ini adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia merdeka.

Selain itu, BI juga memberikan pelonggaran makroprudensial. Konsumen yang ingin mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maupun Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) tidak perlu menyiapkan uang muka, cukup bayar angsuran bulanan.

Semua ini dilakukan untuk memberi 'pelumas' agar perekonomian Tanah Air bisa bergeraklebih mulus. Namun sepertinya perbankan belum bergerak dalam irama yang sama.

Perbankan sudah sangat menikmati penurunan suku bunga acuan dalam wujud biaya dana yang lebih murah. Sejak awal 2020 hingga Maret 2021, suku bunga deposito satu bulan (yang menjadi acuan biaya dana) sudah turun 225 bps, lebih tajam dari penurunan BI 7 Day Reverse Repo Rate.

Akan tetapi, tidak demikian dengan suku bunga kredit. Per Maret 2021, rata-rata suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK) rupiah di bank komersial adalah 9,06%. Dibandingkan posisi awal 2020, baru turun 102 bps.

Oleh karena itu, BI tentu akan menunggu komitmen perbankan untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut, terutama suku bunga kredit. Kalau BI 7 Day Reverse Repo Rate dipangkas lagi tetapi perbankan masih belum juga menurunkan suku bunga kredit dengan lebih agresif, buat apa?

"Ini bukan berarti BI tidak lagidovish, tetapi lebih fokus untuk memantau transmisi kebijakan moneter terutama ke suku bunga kredit. Selain itu, BI sudah memberikan kebijakan lain untuk mendorong pertumbuhan kredit seperti uang muka KPRdan KKB," sebut RadhikaRao, Ekonom DBS, dalam risetnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular