Ikuti Rebound Bitcoin, Wall Street Berpeluang Dibuka Meriah

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
24 May 2021 19:31
A trader works on the floor of the New York Stock Exchange shortly after the opening bell in New York, U.S., July 23, 2018.  REUTERS/Lucas Jackson
Foto: REUTERS/Lucas Jackson

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) melaju ke jalur hijau pada perdagangan Senin (24/5/2021), berpeluang membawa Wall Street ke zona hijau setelah terkoreksi sepekan lalu.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average naik dan mengindikasikan bahwa indeks acuan bursa AS tersebut bakal dibuka naik 100 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga menguat, masing-masing sebesar 0,5% dan 0,8%.

Mayoritas saham teknologi melanjutkan reli dengan kenaikan saham Tesla sebesar 2% di sesi pra-pembukaan. Reli terjadi bersamaan dengan penguatan harga Bitcoin, yang sempat anjlok 30% ke level US$ 32.000 pada Minggu, dan bahkan sempat mendekati angka US$ 30.000, tetapi kemudian berbalik menguat ke level US$ 37.000/keping pada Senin.

Saham Tesla, emiten milik Elon Musk yang menyimpan aset kripto, menguat 0,5% di sesi pra-pembukaan. Sementara itu, emiten penyedia transaksi kripto Coinbase harga sahamnya melesat 2% setelah Goldman memberikan peringkat beli untuk saham perseroan.

Saham-saham yang bakal diuntungkan dari pemulihan ekonomi juga menguat, seperti emiten peritel Gap dan maskapai penerbangan United Airlines.

"Kami terus melihat data yang mendukung pandangan kami bahwa pasar saham akan keluar dari level support sekarang dan bakal menguat secara substansial," tulis Kepala Riset Fundstrat Global Advisors Tom Lee, seperti dikutip CNBC International.

Pekan lalu, Dow Jones berakhir minus 0,5% secara mingguan sementara S&P 500 tertekan 0,4% dan mencetak koreksi 2 pekan beruntun. Sebaliknya, Nasdaq menguat 0,31% dan menghentikan koreksi mingguan selama 4 pekan berturut-turut.

Dalam laporan risetnya, JPMorgan menyebutkan mentalitas pembelian di kala koreksi sejauh ini menjaga bursa saham tetap kuat dan mencegah koreksi kecil di pasar saham membesar menjadi lebih buruk, meski ada risiko kebijakan moneter yang cenderung ketat.

Dalam nota rapat April, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengindikasikan bahwa pengurangan pembelian surat berharga (kebijakan tapering) bisa dipertimbangkan untuk dijajaki pada pertemuan selanjutnya alias pada rapat Mei ini, jika ekonomi terindikasi pulih cepat.

"Beberapa peserta mengindikasikan bahwa jika ekonomi terus mencetak kemajuan seperti yang ingin disasar Komite, pada titik tertentu mungkin perlu dimulai diskusi mengenai rencana penyesuaian laju pembelian aset di pertemuan selanjutnya," demikian tertulis di nota rapat.

Pasar juga akan memantau rilis kinerja keuangan kuartal I-2021 beberapa emiten di antaranya Gap, Nvidia, dan Salesforce. Data ekonomi yang dipantau termasuk indeks keyakinan konsumen dan data penjualan rumah baru.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tekanan Geopolitik di Timur Tengah Mereda, Wall Street Dibuka Hijau!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular