
Campur Aduk, Sentimen Pasar Pekan Depan Bikin Dag Dig Dug!

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah sepanjang pekan ini. Investor asing 'kabur' dari bursa saham Tanah Air dengan membukukan jual bersih Rp 460 miliar yang menyebabkan indeks acuan pasar modal lokal semakin tertekan.
Pada minggu ini, IHSG melemah 1,04% secarapoint-to-point dan terpaksa ditutup keluar dari zona psikologis 5,800 tepatnya di angka 5.773,12 yang menjadi penutupan mingguan terburuk IHSG tahun ini. Koreksi di pasar modal lokal terjadi di tengah ketakutan akan semakin ganasnya kasus Covid-19 terutama di Asia.
Untuk pekan depan tentu saja para pelaku pasar masih akan memperhatikan perkembangan kasus corona terutama di kawasan Asia dan di Indonesia dimana ada potensi dalam beberapa minggu ke depan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri akibat arus balik pemudik pasca liburan Idul Fitri.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di negara-negara Asia Selatan dan Timur per 20 Mei 2021 mencapai 29.258.662 orang. Bertambah 298.324 orang dibandingkan sehari sebelumnya.
Malaysia mulai menjadi sorotan dunia. Pada Kamis pekan ini, 59 orang meninggal dunia akibat serangan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Ini adalah angka kematian harian tertinggi sejak virus corona mewabah di Negeri Harimau Malaya.
Kini total pasien positif corona di Malaysia adalah 492.302 orang. Di level Asia Tenggara, hanya lebih sedikit dari Indonesia dan Filipina. Dinamika ini membuat pemerintah Malaysia memberlakukan karantina wilayah (lockdown) yang dalam 'kearifan lokal' disebut Movement Control Order(MCO).
Tidak hanya Malaysia, Singapura dan Taiwan juga terpaksa memberlakukan lockdown karena lonjakan kasus corona. Pasar tentunya akan menanti apakah pemberlakuan penguncian wilayah akan efektif menahan laju kasus Covid-19.
Untuk pekan ini tak banyak rilis data makro penting yang mampu menggerakkan pasar. Beberapa rilis yang perlu dipantau adalah iklim bisnis Jerman Ifo dimana pasar memprediksikan iklim bisnis Negara Bavaria akan membaik dari posisi bulan sebelumnya di angka 96,8 menjadi 98,5.
Sedangkan di Amerika Serikat data yang akan dipantau pada hari Kamis (27/5/21) adalah orderan barang-barang tahan lama yang bisa menjadi salah satu tolak ukur apakah Paman Sam sudah bangkit perekonomiannya atau belum. Konsensus meramalkan order barang tahan lama akan terjadi sedikit perbaikan dari posisi bulan Maret di angka 0,5% menjadi 0,7% di bulan April.
Tingkat keyakinan konsumen Jerman juga masih akan dipantau pasar dimana lagi-lagi diprediksikan adanya perbaikan IKK dari posisi bulan lalu di angka -8,8 menjadi hanya -3.
Sedangkan dari dalam negeri Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia akan mengumumkan suku bunga acuan pada hari Selasa (25/5/21), konsensus pasar memprediksi Perry Warjiyo dkk masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5% yang merupakan level terendah sepanjang sejarahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500