
Duh! Harga CPO Sedang Ambles, Dekati RM 4.000/ton

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) semakin terpuruk. Hingga sesi istirahat siang hari ini, Jumat (21/5/2021) harga kontrak CPO pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatif Exchange turun 0,61% ke RM 4.087/ton.
Di sepanjang pekan ini harga CPO sudah ambles 3,65%. Kombinasi harga yang sudah tinggi, lonjakan Covid-19 di berbagai negara Asia hingga amblesnya minyak mentah menjadi pemicu utama penurunan harga minyak nabati unggulan ekspor Indonesia dan Malaysia tersebut.
Harga minyak sawit mentah kini berada di rentang tertingginya dalam satu dekade terakhir akibat adanya ekspektasi ketatnya suplai kelapa sawit maupun minyak nabati substitusinya.
India sebagai importir terbesar minyak sawit masih kalangkabut dilanda gelombang kedua Covid-19 yang jauh lebih parah dari gelombang pertama. Malaysia pun juga mengalami hal serupa.
Kasus harian infeksi Covid-19 di Malaysia per harinya mencapai angka 6.000 orang. Hal ini membuat lockdown harus kembali diterapkan. Pembatasan aktivitas ekonomi tentu saja menjadi ancaman bagi konsumsi masyarakat.
Sektor hotel, restoran dan katering (horeka) bakal tertekan lagi. Padahal dari sektor tersebut serapan kebutuhan minyak sawit untuk dijadikan sebagai minyak goreng juga tinggi.
Kemudian harga minyak mentah juga ambles 5% sepanjang minggu ini. Harga minyak cenderung memiliki pergerakan searah dengan minyak nabati yang selama ini banyak dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel.
Ekspor minyak sawit Negeri Jiran di sepanjang bulan Mei diperkirakan naik 16% dibanding bulan sebelumnya. Sementara itu ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Indonesia di bulan April tercatat mengalami penurunan cukup dalam.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan dari sisi nilai ekspor komoditas ini turun 13,81% (mom). Di bulan Maret nilai ekspor masih US$ 2,88 miliar. Namun di bulan April ekspor turun menjadi US$ 2,49 miliar.
Dari sisi volume juga mengalami penurunan sebesar 16,67% (mom). Ekspor komoditas golongan ini turun dari 2,93 juta ton menjadi 2,44 juta ton di bulan April.
Bagaimanapun juga harga CPO yang sudah tinggi rawan akan koreksi. Analis mulai melihat adanya peluang penurunan harga yang tajam.
Melansir Reuters, PIVB mengatakan harga CPO berpotensi turun di bawah level RM 3.500/ton setelah September yang bertepatan dengan periode musiman peningkatan produksi kelapa sawit baik di Malaysia maupun Indonesia.
Peningkatan produksi bakal membuat stok menjadi lebih tinggi sehingga harga bisa terkoreksi dari level tertingginya sekarang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonom: Harga Fundamental CPO di Kisaran USD 800 per Ton