
Semesta Mendukung, IHSG Siap Ngegas Balik ke 5.800

Jakarta, CNBC Indonesia- Sentimen pasar modal datang dari dalam negeri. Data neraca dagang Indonesia bulan April sudah dirilis kemarin. Hasilnya RI 4 bulan berturut-turut sukses mencatatkan surplus dari berdagang. Harapan ekonomi ngegas terutama di kuartal kedua semakin tinggi.
Saham-saham di bursa domestik melejit pada perdagangan kemarin (20/5/2021), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,64% dan kembali mendekati level 5.800.
Data pengangguran AS yang 'ok' mampu menjadiboosteruntuk aset-aset berisiko seperti ekuitas. Data klaim tunjangan pengangguran di AS mencapaiangka 444.000, atau jauh lebih baik dari polling Dow Jones yang semula memperkirakan angka 452.000 setelah sepekan sebelumnya mencapai 473.000.
Angka pengangguran yang terus turun menjadi indikator positif bahwa perekonomian terbesar di dunia semakin membaik seiring dengan masifnya vaksinasi dan pembukaan ekonomi secara gradual.
Dari sisi data makro, investor juga perlu mencermati rilis data PMI manufaktur di berbagai negara mulai dari Asia seperti Jepang hingga Eropa yang dirilis hari ini. Data PMI manufaktur untuk pembacaan awal bulan Mei diperkirakan bakal lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Apabila angka riilnya lebih baik, maka hal ini akan menjadi katalis positif untuk aset-aset berisiko seperti saham.
Analisis Teknikal
![]() Analisis Teknikal Sesi 1, 21 Mei 2021/Tri Putra |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.855. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.720.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 33 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah