
JP Morgan Sebut GoTo Bakal di Bawah BCA, Seberapa Pantas?

Jakarta, CNBC Indonesia - JP Morgan Sekuritas Indonesia menilai, jika GoTo, entitas baru hasil penggabunganĀ Gojek dan Tokopedia melantai di Bursa Efek Indonesia, nilai kapitalisasi pasarĀ akan menjadi terbesar kedua setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Executive Director JP Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo menjelaskan, kedua perusahaan gabungan tersebut memiliki valuasi senilai US$ 35 miliar sampai dengan US$ 40 miliar, maka secara otomatis akan menempati urutan kedua sebagai perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di BEI.
"Kalau kita melihat berdasarkan market cap akan menjadi nomer dua, saat ini terbesar BCA senilai US$ 55 miliar - US$ 65 miliar, kedua BRI US$ 33 - US$ 35 miliar, ketiga Telkom dan Mandiri. GoTo akan jadi nomer 2 setelah BCA atau nomer 3 setelah BRI," kata Henry, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Rabu (19/5/2021).
Menurut Henry, merger ini adalah merger terbesar untuk perusahaan internet di Indonesia dan Asia Tenggara. "Ini akan membuat Ina lebih dilihat dalam peta dunia terutama dalam ekonomi digital," bebernya.
Dengan valuasi US$ 35- US$ 40 miliar, hal ini akan menjadikan GoTo jadi perusahaan besar, lebih tinggi dari Telkom, Astra dan Unilever.
Tak hanya itu, masuknya GoTo ke bursa saham domestik diperkirakan akan mengubah daftar konstituen indeks LQ45 berikut penyesuaian free float. Jika semakin besar porsi saham publik yang dilepas GoTo, maka nilai kapitalisasi pasarnya akan kian tinggi.
"Jika hanya IPO 7.5%, gak jadi nomer dua, tapi jika besar, akan lebih tinggi," bebernya.
Seperti diketahui, Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan penggabungan entitas kedua perusahaan dan berganti nama menjadi GoTo pada awal pekan ini, Senin (17/5/2021).
Untuk diketahui Gojek memang dikabarkan akan melakukan penawaran umum perdana saham. Valuasi perusahaan Gojek setelah merger dengan Tokopedia akan menghasilkan nilai kapitalisasi pasar senilai US$ 35 miliar sampai dengan US$ 40 miliar atau kisaran Rp 490 triliun - Rp 560 triliun dengan kurs Rp 14.000 per US$.
Jika target dana yang dihimpun dalam IPO sebesar 10% saja dari valuasi keduanya, nilainya mencapai Rp 49 triliun sampai dengan Rp 56 triliun.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article GOTO Pede Mau Buyback Saham, Ternyata Ini Alasannya!