Saham, Kripto & Rupiah Babak Belur, Emas Melenggang Sendiri

Tirta, CNBC Indonesia
18 May 2021 13:40
Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketika saham ambruk, rupiah juga melemah bahkan aset kripto juga longsor, saat itulah emas muncul menjadi primadona. Usai libur panjang lebaran 2021, aset keuangan dalam negeri mengalami tekanan yang hebat. 

Kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 1,76%. Hari ini indeks saham acuan nasional itu bergerak dengan volatilitas yang tajam. Indeks terperosok 0,5% pada 10.40 WIB. Dalam satu bulan terakhir IHSG sudah turun 4% lebih. 

Rupiah yang sempat menguat ke bawah Rp 14.200/US$ kini juga ikut melemah. Di arena pasar spot nilai tukar rupiah sudah tembus Rp 14.300/US$ atau melemah 0,14% dibanding penutupan sebelumnya. 

Kemarin rupiah ditutup ambles 0,6%. Bahkan di arena kurs tengah Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah sudah tembus RP 14.284/US$. Usai libur panjang, pasar keuangan RI sedikit jet lag.

Namun pasar yang tidak libur pun yaitu cryptocurrency juga sedang ambrol. Dalam sebulan terakhir mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar yaitu Bitcoin sudah ambles 19% lebih. 

Sementara itu Doge yang sebelumnya sempat hampir menyentuh US$ 0,79/koin kini juga ambrol ke bawah US$ 0,5. Elon Musk sang bos Tesla Inc dikaitkan dengan rontoknya harga aset kripto. 

Dalam penampilannya di sebuah acara Saturday Night Live (SNL) Elon memberikan kejutan. Seolah sedang nge-prank, Elon yang dulunya mengelu-elukan Bitcoin mengatakan bahwa Tesla tak akan lagi menggunakan Bitcoin sebagai salah satu media pembayaran karena permasalahan lingkungan. 

Aset kripto juga tengah menjadi perhatian para pejabat publik. Pemegang otoritas fiskal berencana ingin memajaki aset ini, sementara bank sentral juga bersaing untuk meluncurkan mata uang digital yang sejatinya berbeda dengan cryptocurrency itu sendiri. 

Di saat-saat seperti inilah emas kembali bersinar. Walau kenaikannya tipis tapi kinerjanya masih lebih baik dibandingkan aset berisiko lain. Harga emas dunia dalam satu bulan terakhir sudah naik lebih dari 5,5%. Kini harga si logam kuning sudah tembus US$ 1.850/troy ons.

Kenaikan harga emas dunia juga turut mengerek harga emas Antam. Harga logam mulia batangan Antam kini juga semakin mendekati Rp 950.000/gram. Kenaikan harga emas tak lepas dari tren pelemahan dolar AS dan ancaman inflasi yang tinggi. 

Secara historis emas memang pernah dijadikan sebagai nilai tukar seperti mata uang fiat zaman sekarang. Namun bedanya bank sentral tak bisa mencetak emas layaknya mencetak uang sehingga membuat pasokannya membludak dan memicu inflasi. 

Produksi emas yang cenderung stabil dari waktu ke waktu dan sejarahnya yang panjang membuat emas cocok digunakan sebagai aset untuk lindung nilai (hedging). Meskipun tergolong aset tradisional, tetapi ketahanan emas terhadap inflasi sudah teruji lama. 


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bond Yield Naik & Pelemahan Rupiah Dorong Koreksi IHSG

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular