Bursa Asia

IHSG Gak Sendirian, Indeks Nikkei-KOSPI juga Nyungsep!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
17 May 2021 16:58
A man looks at an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup beragam pada perdagangan Senin (17/5/2021), seiring masih khawatirnya pelaku pasar global akan risiko inflasi Amerika Serikat (AS) yang meninggi dan penyebaran virus corona (Covid-19) dari India.

Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,59% ke level 28.194,09, Shanghai Composite China melesat 0,78% ke 3.517,62, dan Straits Times Singapura melesat 0,76 ke 3.078,31.

Sementara indeks Nikkei Jepang berakhir merosot 0,92% ke posisi 27.824,83, KOSPI Korea Selatan melemah 0,6% ke 3.134,52, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk 1,76% ke 5.833,86.

Data pertumbuhan output produksi China melambat pada April tahun ini. Berdasarkan data dari Trading Economics, produksi industrial China pada April turun menjadi 9,8%, dari sebelumnya sebesar 14,1% pada Maret lalu.

Penjualan ritel China juga turun pada April tahun ini, dari sebelumnya sebesar 34,2% pada Maret 2021 kemudian turun menjadi 17,7% pada April.

"indeks harga produsen yang lebih tinggi biasanya dapat menyebabkan indeks harga konsumen juga meninggi, yang mengakibatkan kenaikan harga produk konsumen," kata Xia Tian, direktur pelaksana di perusahaan manajemen aset yang berbasis di Shanghai, Minvest dalam sebuah pos wechat, dikutip dari Reuters.

Namun, tingkat pengangguran di Negeri Panda tercatat kembali menurun pada April. Data dari Trading Economics menunjukkan angka pengangguran di Negeri Panda pada April turun menjadi 5,1%, dari sebelumnya pada Maret lalu sebesar 5,3%.

Sementara itu di AS, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April melompat 4,2% secara tahunan (year-on-year/YoY), menjadi laju yang tercepat sejak 2008, sehingga memicu kekhawatiran bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal dipaksa mengurangi laju pembelian surat berharga di pasar.

Di pasar kripto, terutama Bitcoin juga menjadi perhatian menyusul anjloknya harga mata uang kripto tersebut anjlok ke bawah US$ 44.000 pada Minggu (16/5/2021) kemarin, setelah CEO Tesla Elon Musk dalam cuitannya di Twitter mengatakan menjajaki peluang melepas Bitcoin milikiya, setelah pekan lalu menyatakan menunda rencana pembayaran pembelian mobil Tesla dengan Bitcoin karena pertimbangan lingkungan.

Di lain sisi, seputaran pandemi Covid-19 masih menjadi perhatian utama bagi investor karena membayangi potensi pembukaan kembali perekonomian.

Di India, bahkan tengah menghadapi situasi yang cukup 'mengerikan'. Kasus Covid-19 di India mengalami kenaikan secara drastis, yang diikuti dengan lonjakan angka kematian.

Berdasarkan data terakhir, total kematian dalam 24 jam terakhir karena wabah Covid-19 mencapai 4,000 kasus. Kini, angka kematian di Negeri Bollywood menembus angka 270 ribu lebih.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular