Kemarin Hancur-hancuran, Bursa Asia Bangkit Hari Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 May 2021 08:36
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia bangkit pada perdagangan Jumat (14/5/2021) setelah anjlok tajam Kamis kemarin. Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street yang melesat pada perdagangan Kamis waktu setempat memberikan sentimen positif ke bursa Asia pagi ini.

Indeks Nikkei Jepang melesat 1,24%, setelah kemarin ambrol lebih dari 2%. Indeks Topix Jepang juga naik 1,32%, nyaris membalikkan kemerosotan 1,54% kemarin. Indeks Kospi Korea Selatan juga naik 0,7%, setelah merosot 1,25%.

Wall Street yang sukses menguat pada perdagangan Kamis waktu setempat dan menghentikan penurunan 3 hari beruntun setelah pemerintah AS tidak lagi mewajibkan penggunaan masker

Indeks Dow Jones memimpin penguatan Wall Street sebesar 1,3%, disusul S&P 500 1,2% dan Nasdaq 0,7%.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control/CDC) menghapus persyaratan masker untuk orang-orang yang sudah menerima vaksinasi Covid-19 secara penuh atau berada pada jarak 1,8 meter atau 6 kaki.

Ketentuan ini berlaku baik di dalam maupun luar ruangan, seperti yang disampaikan oleh CDC dalam panduan kesehatan masyarakat yang diperbarui yang dirilis Kamis (13/5/2021).

Ini merupakan momen penting, setelah setahun lebih pemerintah AS masyaratkan masyarakat menggunakan masker di depan umum.

Dalam panduan tersebut, ada beberapa contoh di mana orang masih perlu memakai masker, di tempat perawatan kesehatan atau di bisnis yang memerlukannya. Ketentuan ini juga berlaku bagi orang yang sudah mendapatkan dosis vaksin terakhirnya dua minggu atau lebih, diperkenankan tidak menggunakan masker.

Kebijakan terbaru dari pemerintah AS tersebut memicu optimisme pelaku pasar akan semakin membaiknya perekonomian negeri Paman Sam. Bahkan banyak ekonom, termasuk bank sentral AS (The Fed) memperkirakan produk domestik bruto (PDB) di tahun ini akan menjadi yang terbaik sejak tahun 1984.

Bangkitnya AS yang merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia tentunya dapat mengerek PDB negara lain termasuk di Asia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Hijau Royo-royo, Nikkei Paling Kencang!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular