Analisis Teknikal

Sudah Merosot 3 Pekan Beruntun, IHGS Bisa Bangkit Hari Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 May 2021 08:45
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,12% sepanjang pekan lalu, dengan demikian bursa kebanggaan Tanah Air sudah membukukan penurunan 3 pekan beruntun. Meski demikian kabar baiknya investor asing membukukan beli bersih (net buy) Rp 882 miliar.

Pasar nasional masih didera kekhawatiran seputar penyebaran virus Covid-19 dari India, yang dikabarkan telah memicu penghentian aktivitas publik (lockdown) di Malaysia dan pengetatan aktivitas di Singapura.

Beberapa laporan juga menyebutkan warga negara India telah masuk ke Indonesia, baik dengan pesawat udara maupun laut. Kapal yang bersandar dari India di Riau diketahui dikemudikan oleh kapten dan awak kapal yang positif mengidap Covid-19.

Selain itu, fenomena mudik, meski sudah dilarang, juga menjadi perhatian karena dapat memicu lonjakan kasus Covid-19.

Sementara itu pada perdagangan hari ini, Senin (10/5/2021) IHSG berpeluang bangkit melihat sentimen pelaku yang cukup bagus. Bursa saham Asia yang sudah dibuka pagi ini menghijau, penyebabnya rilis data tenaga kerja AS Jumat lalu yang menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran.

Hal tersebut memperkuat sikap bank sentral AS yang tidak akan merubah kebijakan ultra-longgar dalam waktu dekat. Kebijakan tersebut mendukung penguatan bursa saham global.

Secara teknikal, IHSG sudah menembus support terdekat kisaran 5.950, dan kembali masuk ke pola Descending Triangle, yang merupakan pola bearish atau tren menurun. Artinya IHSG kembali mengalami false breakout seperti yang pernah terjadi sebelumnya. IHSG sempat melewati garis atas, sayangnya kembali ke bawahnya dan tertekan lagi.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv


Batas bawah pola tersebut berada di kisaran 5.890 yang akan menjadi support kuat.

Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Sementara stochastic pada grafik 1 jam berbalik turun meski belum mencapai wilayah overbought.

Area 5.950 kini menjadi resisten terdekat, selama tertahan di bawahnya IHSG berisko tertekan. Support terdekat berada di kisaran 5.920. Jika level tersebut dilewati, IHSG bersiko merosot ke batas bawah pola Descending Triangle 5.890. Bursa kebanggaan Tanah Air berisiko anjlok lebih dalam jika batas bawah tersebut dilewati.

Sementara jika kembali ke atas 5.950, IHSG berpeluang rebound ke 5.970, sebelum menuju ke 6.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular