
2 Jempol! Rupiah Catat Penguatan Mingguan Terpanjang di 2021

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Rupiah sukses mempertahankan penguatan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (7/5/2021). Dengan demikian rupiah mencatat penguatan mingguan terpanjang di 2021, dan menjadi yang terbaik di Asia 2 hari beruntun.
Melansir data Refinitiv, rupiah langsung melesat 0,45% ke Rp 14.250/US$, setelahnya penguatan bertambah ke Rp 14.245/US$. Rupiah kemudian mengendur dan mengakhiri perdagangan di Rp 14.280/US$ menguat 0,24% di pasar spot.
Persentase tersebut menambah total penguatan rupiah di pekan ini menjadi 1,11%, sekaligus mengesahkan penguatan 3 minggu beruntun. Penguatan mingguan tersebut merupakan yang terpanjang di tahun ini. Dua pekan sebelumnya, rupiah menguat masing-masing 0,55% dan 0,27%.
Mata Uang Garuda saat ini berada di level terkuat dalam 2 bulan terakhir. Sementara dibandingkan dengan mata uang utama Asia hari ini, rupiah sekali lagi menjadi yang terbaik. Hingga pukul 15:06 WIB, ringgit Malaysia menjadi yang terbaik kedua penguatannya cukup jauh sebesar 0,13%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hari ini.
Penguatan rupiah salah satunya terjadi akibat jebloknya indeks dolar AS kemarin sebesar jeblok 0,39% dan berlanjut 0,16% sore ini.
Jebloknya indeks dolar AS terjadi pasca rilis data tenaga kerja AS versi Automatic Data Processing Inc. (ADP).
ADP melaporkan sepanjang bulan April perekonomian AS mampu menyerap 742.000 tenaga kerja, memang lebih banyak ketimbang bulan sebelumnya 565.000 tenaga kerja, tetapi cukup jauh di bawah estimasi pasar 872.000 tenaga kerja.
Data tersebut bisa memberikan gambaran pasar tenaga kerja AS tidak sekuat perkiraan pelaku pasar, dan menjadi acuan data tenaga kerja versi pemerintah yang akan dirilis malam nanti. Data tersebut akan berdampak pada pergerakan dolar AS selanjutnya, apakah terus nyungsep atau bisa rebound.
Pasar tenaga kerja yang tidak sekuat perkiraan tentunya memperkuat pernyataan bank sentral AS (The Fed) jika kondisi pasar tenaga kerja saat ini masih belum cukup untuk bank sentral memulai perundingan pengetatan moneter.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa (Cadev) bulan April naik menjadi US$ 138,8 miliar yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. Kenaikan tersebut artinya BI punya lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah jika mengalami gejolak.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Ini Yang Buat Rupiah Perkasa
