Analisis Teknikal

Kemarin "Malu- Malu", IHSG Kali Ini Lebih Optimistis ke 6.000

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 May 2021 08:19
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing dalam beberapa hari terakhir terus melakukan aksi beli bersih (net buy) di pasar saham Indonesia. Meski demikian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,09% ke Rp 5.970,24. Di awal perdagangan kemarin, IHSG sempat menguat hingga 0,3% dan mencapai level psikologis 6.000. Pada perdagangan hari ini, Jumat (7/5/2021), IHSG berpotensi kembali ke level psikologis melihat sentimen pelaku pasar yang cukup bagus.

Data perdagangan kemarin mencatat investor asing net buy sebesar Rp 321 miliar kemarin, dua hari lalu juga terjadi hal yang sama senilai Rp 201 miliar di pasar reguler.

Nilai transaksi tercatat hanya Rp 8,9 triliun dengan 14 miliaran saham berpindah tangan nyaris 1 jutaan kali. Sebanyak 222 saham naik, 269 melemah dan 149 sisanya stagnan.

Saat IHSG kemarin melemah tipis, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street justru meroket. Ketiga indeks utama menghijau, Dow Jones bahkan melesat nyaris 1% dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Penguatan kiblat bursa saham dunia tersebut memberikan motivasi bagi pasar Asia pagi ini, termasuk IHSG yang kemarin masih "malu-malu" ke atas 6.000.

Secara teknikal, IHSG kembali mendekati support terdekat di kisaran 5.950, meski masih berada di atas garis atas pola Descending Triangle, yang merupakan pola bearish atau tren menurun. Artinya, IHSG lepas dari pola tersebut, tetapi perlu konfirmasi dengan penembusan ke atas level psikologis 6.000 dan bertahan di atasnya.

Jika kembali masuk ke dalam pola Descending Triangle, artinya IHSG mengalami false breakout seperti yang pernah terjadi sebelumnya. IHSG sempat melewati garis atas, sayangnya kembali ke bawahnya dan tertekan lagi.

Sementara Batas bawah pola tersebut berada di kisaran 5.890 yang akan menjadi support kuat.

jkseFoto: Refinitiv
jkse

Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik setelah dan masih jauh dari wilayah overbought,  artinya potensi penguatan terbuka lebar. 

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan dibandingkan analisis teknikal kemarin.

IHSG masih berada di dekat support 5.950, jika bertahan di atasnya IHSG berpeluang naik ke 6.000. Jika mampu bertahan di atas level psikologis tersebut, IHSG berpeluang naik ke 6.030, dan bisa menjadi momentum penguatan ke depannya.

Sementara jika support ditembus ada risiko berlanjutnya penurunan ke kisaran 5.920. Jika level tersebut dilewati, IHSG berisiko merosot ke batas bawah pola Descending Triangle 5.890.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular