Matahari Mau Tutup 13 Gerai, Saham LPPF-MPPA Malah Ngamuk!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
05 May 2021 11:22
Dok. Matahari
Foto: Dok. Matahari

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham duo emiten ritel Grup Lippo, pengelola gerai Matahari PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan pemilik gerai Hypermart PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) kompak menguat pada sepanjang sesi I perdagangan hari ini, Rabu (5/5/2021).

Saham keduanya menguat di tengah kondisi bisnis perusahaan yang sedang tertekan. Seiring dengan lesunya sektor ritel akibat pandemi Covid-19, Pihak LPPF berencana menutup 13 gerainya pada tahun ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 10.57 WIB, saham LPPF melejit 8,73% ke Rp 1.805/saham. Saham emiten yang melantai di bursa sejak 1989 ini mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 41,06 miliar.

Adapun, di tengah penguatan ini, asing ramai-ramai memborong LPPF dengan catatan beli bersih Rp 2,64 miliar pagi ini.

Dalam sepekan, saham LPPF tertekan 0,55%, sementara dalam sebulan naik 11,46%. Tidak hanya itu, secara year to date (ytd) saham ini sudah melesat 41,18%.

Adapun saham MPPA naik 2,48% ke Rp 825/saham dengan nilai transaksi Rp 27,25 miliar. Berbeda dengan LPPF, asing malah melego saham ini dengan nilai jual bersih sebesar Rp 3,37 miliar.

Dalam sepekan saham MPPA terkoreksi 4,07%. Namun, dalam sebulan saham ini sudah melonjak 70,45%. Adapun secara ytd saham MPPA sudah 'terbang' 685,71%.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan kepada CNBC Indonesia, Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store, Miranti Hadisusilo, menjelaskan bahwa 13 gerai yang dimaksud saat ini memang belum ditutup, kendati memang direncanakan ditutup.

"Bahwa 13 gerai yang ditutup, sampai saat ini belum ditutup, tapi memang rencana akan ditutup di 2021," kata Miranti kepada CNBC Indonesia, Selasa ini (27/4/2021).

Mengacu pada laporan kuartalan, hingga Q1-2021, perusahaan mengoperasikan 147 gerai, jumlahnya sama dengan posisi 31 Desember 2020. Jumlah itu terbagi di Sumatera 28, Jawa 86, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku 28 dan wilayah lainnya 5 gerai.

Dari 147 gerai tersebut terdapat 124 gerai reguler dan 23 gerai dalam pengawasan. Sementara itu selama Q1, Matahari dijadwalkan menutup 13 gerai tahun ini, dan masih ada 10 gerai yang dalam pengawasan untuk kemungkinan ditutup.

Meski demikian, ada satu gerai baru dibuka pada April ini yakni di Balikpapan Ocean Square.

Paparan Publik LPPF Q1-2021Foto: Paparan Publik LPPF Q1-2021
Paparan Publik LPPF Q1-2021

Dari sisi kinerja, Matahari juga masih membukukan rugi bersih mencapai Rp 95,35 miliar pada kuartal I-2021, bengkak 1,49% dari periode yang sama tahun lalu yang juga rugi bersih Rp 93,95 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan LPPF, rugi bersih itu terjadi di tengah penurunan pendapatan pengelola gerai Matahari Departement Store ini. Total pendapatan bersih turun 25,16% menjadi Rp 1,16 triliun pada 3 bulan pertama tahun ini, dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,55 triliun.

Selanjutnya, manajemen LPPF, dalam penjelasan di lapkeu Q1, menjelaskan selama tahun 2021 dan 2020, Grup menerima konsesi sewa akibat dampak pandemi Covid-19 dalam bentuk potongan biaya sewa dan pembayaran variabel sementara tanpa pembayaran minimum.

"Meskipun aktivitas masyarakat meningkat, namun berlanjutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah berdampak pada jumlah kunjungan pelanggan dan jam operasional yang belum kembali seperti pada masa pra-pandemi," tulis Matahari.

Sebab itu, kondisi tersebut berdampak pada SSSG (pertumbuhan penjualan toko yang sama) sebesar negatif 22,3% dan kerugian bersih sebesar Rp 95,35 miliar untuk periode 3 bulan yang berakhir pada 31 Maret 2021.

Kinerja MPPA juga masih terus tertekan. Pasalnya, sejak 2017 MPPA terus mengalami rugi bersih.

Terbaru, pengelola gerai Hypermart dan Hyfresh ini membukukan rugi bersih Rp 405,31 miliar pada 2020. Angka ini berkurang 27% dari rugi bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 552,68 miliar.

Adapun pada 2018 MPPA juga mencatatkan rugi, yakni sebesar Rp 898,27 miliar, sementara tahun 2017 emiten ini menanggung rugi Rp 1,24 triliun. Pendapatan usaha MPPA pun menyusut dari Rp 8,64 triliun pada 2019 menjadi Rp 6,75 triliun pada tahun lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi, Matahari (LPPF) Bakal Gelar Buyback Saham Rp 500 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular