Asing Masuk Lebih Deras, IHSG Sukses Menguat di Penutupan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
04 May 2021 15:38
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menutup perdagangan Selasa (4/5/2021) dengan kembali ke teritori positif, di tengah kekhawatiran seputar perkembangan kasus Covid-19 di India dan Malaysia.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 5.963,82 atau tumbuh 11,2 poin (+0,19%). Nilai transaksi tercatat hanya Rp 9,3 triliun dengan 18 miliaran saham berpindah tangan nyaris 1 jutaan kali.

Sebanyak 223 saham menguat, 251 melemah dan 169 sisanya stagnan. Investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 209,7 miliar di pasar reguler. Ini mengindikasikan kuatnya selera beli mereka.

Saham yang mereka buru terutama adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dengan nilai Rp 86,9 miliar dan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai beli Rp 63,9 miliar. Keduanya bergerak berlawanan arah dengan koreksi TBIG sebesar 4,8% menjadi Rp 2.570/unit, sementara TLKM naik 1,3% menjadi Rp 3.210/unit.

Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) senilai Rp 16,5 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 16,1 miliar. Kedua saham tersebut juga bergerak berlawanan arah dengan koreksi INTP sebesar 1,4% menjadi Rp 12.375/unit dan reli BMRI sebesar 0,8% menjadi Rp 6.100/saham.

Pembalikan arah IHSG hari ini mengindikasikan bahwa pemodal kembali yakin dengan prospek ekonomi nasional, setelah pada pagi sempat diterpa kekhawatiran oleh menguatnya angka kasus Covid-19 di India dan Malaysia.

Kekhawatiran tersebut bersifat psikologis, karena indikasi pemulihan sebenarnya terpampang sebagaimana bisa dilihat dari data PMI manufaktur Indonesia yang menyentuh rekor tertinggi baru, sementara inflasi masih jinak.

Pada April 2021, skor PMI manufaktur Indonesia ada di 54,6. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 53,2 sekaligus menjadi yang tertinggi dalam sejarah pencatatan PMI yang dimulai pada April 2011.

Dari sisi inflasi juga terakselerasi tetapi masih jinak. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada April 2021 adalah 0,13% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) dan 1,42% dibandingkan April 2020 (year-on-year/yoy).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Sekalipun Cicipi Zona Merah, IHSG Naik 0,7% di Sesi I

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular