
Cerita dari Argentina, Ekonomi Merosot Buat Warga Gila Kripto

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemerosotan ekonomi di Argentina membuat warga "gila" kripto. Dengan inflasi yang tinggi, mata uang yang melemah, dan kekurangan dolar Amerika untuk diinvestasikan, pamor cryptocurrency menjadi bersinar.
Kini kebanyakan orang Argentina telah memasukkan uang mereka ke Bitcoin, Tether, Etherium atau Dai. Ada sekitar dua juta akun perdagangan kripto di negara berpenduduk 45 juta orang tersebut.
"Jumlah akun pengguna untuk berinvestasi dalam 'cryptos' telah berlipat ganda di Argentina sejak 2020," kata Maximiliano Hinz, direktur bursa cryptocurrency Binance Amerika Latin, dikutip dari AFP, Selasa (4/5/2021).
Bagi mereka yang ingin menyisihkan uang, cryptocurrency dianggap menawarkan bantuan dari suku bunga rendah. Batas yang diberlakukan pemerintah untuk pembelian greenback sebesar US$ 200 per bulan, di tengah warga yang lebih suka dollar dibanding mata uang sendiri peso, juga jadi alasan lain.
Satu Bitcoin sekarang bernilai sekitar US$ 60.000. Ini sekitar 5,6 juta peso.
Kemudahan dalam membeli cryptocurrency juga menjadi salah satu faktor ramainya investasi sektor ini. Pada beberapa platform, hanya membutuhkan dua klik untuk melakukan pembelian atau penjualan.
Cryptocurrency juga tidak lagi terbatas pada orang kaya. Orang Argentina dari semua latar belakang dan kelompok umur ikut serta, dengan investasi yang dimungkinkan dari satu peso.
Di Argentina, membeli dan menjual segala sesuatu mulai dari mobil atau pakaian bekas hingga pelajaran bahasa Inggris di situs yang beroperasi dalam mata uang virtual juga menjadi semakin umum.
Argentina telah mengalami resesi sejak 2018, dengan inflasi rata-rata 45% selama tiga tahun terakhir, dan kontraksi PDB sebesar 9,9% pada tahun 2020. Sementara kemiskinan menghantui dua dari lima orang, dan pengangguran mencapai 11% di Argentina.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Argentina Juara Copa America, tapi Mata Uangnya Jadi Terburuk