Ada Sinyal Harga Emas Bisa Tembus US$ 1.800 Pekan Ini Guys

Tirta, CNBC Indonesia
04 May 2021 10:33
FILE PHOTO: An employee shows gold bullions at Degussa shop in Singapore June 16, 2017. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Foto: Emas Batangan di toko Degussa di Singapur, 16 Juni 2017 (REUTERS/Edgar Su)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas mengalami koreksi setelah melesat kemarin, Senin (3/5). Si logam kuning semakin dekati level psikologis US$ 1.800/troy ons. Di saat yang sama harga aset lain seperti dolar AS hingga Bitcoin mengalami penurunan. 

Emas merupakan aset yang sangat sensitif terhadap pergerakan dolar AS. Korelasi keduanya adalah negatif. Itu berarti bahwa ketika dolar AS menguat maka harga emas akan cenderung bergerak sebaliknya. 

Kemudian terkait Bitcoin, aset kripto yang satu ini dianggap sebagai tandingan emas. Sama-sama memiliki suplai yang terbatas dan harus 'ditambang'. Bedanya adalah Bitcoin dalam bentuk digital. 

Di sepanjang tahun ini harga emas cenderung melemah ketika return yang diberikan dari memegang aset Bitcoin sangatlah fantastis. Padahal secara teoritis, kebijakan makro yang longgar, adanya kenaikan inflasi memicu harga emas untuk menguat.

Namun tema investasi di tahun 2021 adalah tentang risk asset. Harga aset-aset berisiko seperti saham, cryptocurrency, komoditas industri mengalami kenaikan yang kencang. 

Hal ini dikarenakan investor juga lebih berani mengambil risiko seiring dengan adanya harapan pemulihan ekonomi di tahun 2021. 

Walaupun turun 0,1% dibanding posisi penutupan kemarin, harga emas masih berada di rentang level tertingginya sejak akhir bulan Februari lalu. Sejak saat itu emas belum pernah tembus ke atas US$ 1.800/troy ons.

Menurut Franky Nangoy selaku strategis di Fullerton Research, secara teknikal emas tidak dapat menembus area US$ 1.760 - US$ 1.800 pada minggu lalu, menunjukkan bahwa pasar masih menunggu untuk konsolidasi.

"Untuk minggu ini, kami memperkirakan Emas masih berada di antara US$ 1.760 dan US$ 1.800 untuk awal minggu. Ini memiliki potensi untuk bergerak lebih tinggi dan menembus pertahanan 1800 karena SMA 20 mulai memotong di atas SMA 50, mendukung tanda bullish." kata Franky

Semua mata akan tertuju pada data Non-Farm pada Jumat ini yang akan menjadi penggerak pasar. Jika emas menembus level harga 1.800, ia berpotensi bergerak menuju level harga US$ 1.811 kemudian level harga 1.816.

Namun, jika Emas berubah menjadi bearish dan menembus di bawah level support 1.755-1.760, itu mungkin akan menyentuh level support berikutnya di US$ 1.743 dan US$ 1.724.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Tak Jadi Gagal Bayar Utang, Harga Emas Malah Bikin Sedih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular