
Curhat Bos INA Soal Kantor yang Pinjam Gedung Bank Mandiri

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Pengelola Investasi bernama Indonesia Investment Authority (INA) memang baru seumur jagung. Direktur Utama INA Ridha Wirakusumah menceritakan sisi lain dari INA.
"Orang itu menggantungkan INA itu seakan-akan sudah puluhan tahun, padahal ini kita baru 35 hari terbentuk, Mudah-mudahan banyak kerja sama tidak lama lagi kita ada contoh (proyek)," kata Ridha dalam siaran Youtube Kementerian BUMN, Jumat (30/4/2021).
"Sampai-sampai sekretaris-pun belum ada. Sampai sekarang itu orang baru di interview," tambahnya.
Bahkan, menurut Ridha, SWF-INA belum memiliki kantor permanen alias masih meminjam gedung milik Bank Mandiri.
"Jadi job desk saya itu juga desain kantor, memilih karpet," katanya sambil terkekeh.
Ridha menjelaskan saat ini personel INA ni hanya lima orang yang membantunya, Mereka ditambah delapan orang pinjaman dari instansi lain seperti BUMN dan kementerian. Tapi memang struktur perusahaan INA akan ramping ke depanya, hanya terdiri dari 40 orang.
Dia tidak menampik tugas dari INA sangat berat karena harus mendatangkan investasi yang besar ke Indonesia. Sampai April. dia mengaku akan mengantongi komitmen perjanjian MoU Rp 50 triliun hingga Rp 60 triliun.
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menyatakan memang harapan terhadap INA ini tinggi. Sehingga publik menunggu betul hasil nyata bentukan pengelola dana investasi ini.
"Harapan INA tinggi betul biar cepat masuk investornya, publik mengejar, sudah masuk berapa? Sudah sampai berapa. INA ini bridging-nya bagus semua harapan tinggi padahal baru 35 hari, karena informasi sejak awal sudah bagus," jelasnya sambil berseloroh.
"Publik tahunya INA ini orang kaya," tambahnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ridha Jadi CEO, Ini Profil Lengkap 5 Direksi SWF Jokowi