
Kurs Dolar Singapura Sulit Tembus Rp 11.000/SG$, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (28/4/2021), meski masih sulit kesulitan menembus ke atas Rp 11.000/SG$. Aliran modal yang kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia membuat dolar Singapura belum mampu melaju kencang.
Pada pukul 11:38 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.921,49, dolar Singapura menguat tipis 0,05% di pasar spot. Di awal pekan ini, dolar Singapura menyentuh level Rp 10.955,18/SG$, yang merupakan level tertinggi dalam 1 tahun terakhir.
Kali terakhir dolar Singapura berada di Rp 11.000/US$ pada 16 April 2021, sementara rekor termahal sepanjang sejarah Rp 11.574,53/SG$ dicapai pada 2 April 2021.
Pasar obligasi Indonesia kini mulai menarik lagi bagi investor, yang membuat rupiah masih bertahan dari gempuran dolar Singapura. Kembali menariknya pasar obligasi tercermin dari hasil lelang pemerintah kemarin, dimana Incoming bid mencapai Rp 52,75 triliun, sedangkan pada lelang SUN sebelumnya sebesar Rp 42,97 triliun.
Pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 30 triliun dan yang dimenangkan sebesar Rp 28 triliun lebih baik dari lelang sebelumnya Rp 24 triliun.
Sementara itu pasar sekunder, melansir data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, sepanjang bulan ini hingga 26 April terjadi capital inflow sekitar Rp 8,8 triliun.
Hal tersebut tentunya menjadi kabar bagus, setelah terjadi capital outflow Rp 20 triliun sepanjang bulan Maret.
Sementara itu dolar Singapura mampu terus bertahan di dekat level tertinggi dalam 1 tahun terakhir setelah berhasil lepas dari resesi. Di kuartal I lalu, produk domestik bruto (PDB) kuartal I-2021 tumbuh 0,2% year-on-year (YoY), setelah mengalami kontraksi sepanjang tahun lalu.
Selain itu, Dana Moneter International (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Singapura menjadi 5,2% dibandingkan proyeksi sebelumnya 5%.
Sebaliknya, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dipangkas. IMF bahkan sudah 2 kali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, pertama pada Januari lalu, kemudian pada awal bulan ini.
IMF kini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini sebesar 4,3%, turun dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan Januari lalu sebesar 4,8%. Pada bulan Oktober tahun lalu, IMF bahkan memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan melesat 6,1%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!
