Saat Direktur BRI Pamer Sukses Transformasi Genjot UKM RI

Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 April 2021 11:35
Sejumlah warga mendatangi Bank BRI di Jakarta untuk mendapatkan Banpres Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) sebesar 1,2 juta, Senin (26/4/2021). Program bernama Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) itu ditargetkan bisa menyalurkan ke 12,8 juta penerima selama tahun 2021. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Antrian Warga Ambil BLT UMKM (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyebutkan inovasi bisnis menjadi hal yang sangat penting dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan perekonomian saat ini. Apalagi saat ini pemerintah terus menunjukkan keberpihakannya kepada sektor UMKM yang selama ini telah menjadi core business BRI.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan untuk itu BRI melakukan perubahan dengan mengadopsi teknologi untuk menyasar UMKM guna mendukung pemberdayaan dan pemerataan di sektor ini.

"Segmen mikro itu banyak yang mengira mudah karena sederhana perilakunya itu, cukup didekati dengan cara-cara yang sederhana tidak formal itu dulu. Tetapi sesungguhnya di dalam segmen mikro itu di dalamnya tersegmentasi lagi, setidaknya ada 6 segmen berdasarkan perilaku dan skala usahanya," kata Supari dalam BRI : Microfinance Outlook 2021, Rabu (28/4/2021).

Menurut dia, upaya ini dilakukan juga untuk membuat profiling sektor UMKM untuk bisa meng-address pelaku sektor sesuai dengan kebutuhan.

Dia menilai inovasi yang dilakukan ini juga tujuannya adalah memberikan kemudahan, efisiensi, kecepatan barang kepada para usaha ini sehingga mereka lebih cepat untuk mendapatkan margin yang lebih baik.

"Namun yang terjadi barangkali sekarang ini mikro itu dianggap sebuah entitas satu segmen yang utuh yang kira-kira homogen perilakunya, ternyata tidak, ternyata tidak. Oleh karena itu karena situasi perubahan yang seperti ini untuk bisa beradaptasi untuk bisa survive tidak cukup dengan caranya beradaptasi harus berkolaborasi, harus juga merubah mindset itu," terangnya.

Supari menyebutkan inovasi yang diperlukan dari pembiayaan dan lembaga pembiayaan sangat kompleks. Teknologi dibutuhkan untuk bisa menjangkau dan mengemas produk dan layanan sehingga bisa memberikan efisiensi dan kemudahan bagi sektor yang menjadi sasaran.

Selain dari didukung oleh inovasi dan teknologi, pendukung pengembangan sektor ini lainnya adalah UU Cipta Kerja yang memberikan fleksibilitas, relaksasi dan simplifikasi serta berpihak pada sektor UMKM.

"Kemampuan pemerintah dan stakeholder yang lain untuk mengintegrasikan resources yang ada itu menjadi sangat penting. Contoh bagaimana mengintegrasikan anggaran maka populasi anggaran menjadi concern tentunya untuk mengaddres isu UMKM dan sekarang semakin kuat dengan porsi UMKM jadi 30%," jelas dia.

Kemudian juga yang penting adalah menyediakan insentif tentunya kepada pelaku pembiayaan usaha mikro beserta dengan pinalti untuk memperkuat pesan keberpihakan di UU Cipta Kerja .

"Sekali lagi pembiayaan, lembaga pembiayaan harus terus memperbaiki seluruh infrastruktur yang digunakan untuk menjangkau mereka dengan inovasi yang sangat tinggi. Inovasi yang sangat tinggi itu identik dengan kecepatan. kecepatan identik dengan IT capability, ujung sana IT mempunyai peran yang sangat penting," tandasnya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba BRI Berpeluang Cetak Rekor, Gimana Potensinya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular