
Lahan Pabrik Bintuni Beres, PKT Baru Persiapkan IPO

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), anak usaha Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pupuk Indonesia (Persero), membuka opsi untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/ IPO) sebagai salah satu strategi perusahaan memperoleh pendanaan untuk pengembangan usaha.
Namun demikian, kepastian jadi atau tidaknya IPO ini tidak akan dilakukan di dalam waktu dekat.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, rencana opsi skema pendanaan, termasuk salah satunya IPO, terutama karena perusahaan akan membangun pabrik pupuk baru di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Proyek pabrik amonia baru ini diperkirakan membutuhkan biaya hingga US$ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun. Adapun kapasitas pabrik baru ini nantinya sekitar 1 juta ton per tahun.
Selain Rp 30 triliun untuk membangun pabrik baru, perusahaan juga membutuhkan dana sekitar Rp 8 triliun untuk pengembangan usaha yang ada saat ini. Dengan demikian, dalam lima sampai enam tahun ke depan, menurutnya perusahaan membutuhkan dana sekitar Rp 38 triliun.
"Kami lagi cari pendanaan yang pas. Mungkin saat proyek di Bintuni ini sudah firmedĀ (jelas), kalau AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) sudah selesai dan lahan sudah siap, baru kami putuskan," tuturnya di Jakarta, Senin (26/04/2021).
Dia mengatakan, saat ini secara konsep, pembangunan pabrik baru di Bintuni ini sudah tuntas. Kini pihaknya tengah mencoba mengamankan pasokan gas, masalah lahan, hingga mengurus proses AMDAL.
Untuk pasokan gas, imbuhnya, kemungkinan besar akan diperoleh dari Genting Oil. Proses negosiasi sudah sekitar 90%, sehingga tinggal menunggu keputusan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral terkait alokasi gas. Secara paralel, pihaknya juga mencoba memastikan lahan untuk pabrik baru ini.
"Kami harapkan tahun depan sudah bisa memulai persiapan lahan, dengan catatan AMDAL beres," ungkapnya.
Bila sudah ada kepastian lahan dan AMDAL, maka pihaknya baru bisa memastikan sumber pendanaan proyek ini.
"Kami sekarang belum bisa memilih (skema pendanaan) karena lagi evaluasi, proyeknya sendiri masih dalam tahap awal," ujarnya.
Selain IPO, menurutnya pihaknya juga mempertimbangkan opsi pendanaan lainnya seperti mencari mitra strategis (strategic partner), maupun pinjaman bank.
Dia mengatakan, kinerja keuangan Pupuk Kaltim masih tetap stabil meski ada pandemi Covid-19 sejak tahun lalu. Dia mengatakan, perusahaan berhasil mencetak laba bersih Rp 1,8 triliun pada 2020. Dari sisi pendapatan pun menurutnya relatif stabil dan tetap tumbuh sekitar 8% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pupuk Kaltim memproduksi pupuk urea 3,6 juta ton dan amonia 2,7 juta ton per tahun di pabrik Bontang, Kalimantan Timur. Adapun pasar domestik dan ekspor masing-masing sebesar 50%.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikut Arahan Erick Thohir, Pupuk Kaltim Siap IPO
