Cek Dulu 10 Kabar Pasar Hot! Ada Sritex, BNI hingga Bank Jago

Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 April 2021 08:05
Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Iustrasi pasar modal

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mulai melakukan rilis kinerja perusahaan untuk periode kuartal I-2021. Selain itu juga terdapat kabar kondisi emiten terkini hingga penurunan rating dari lembaga pemeringkat.

CNBC Indonesia telah merangkum sembilan peristiwa untuk menjadi bahan pertimbangan sebelumnya perdagangan Selasa (27/4/2021) dibuka.

1. Serap Saham Grup Lippo, Ini Dia 3 investor Baru Hypermart

Pemegang saham pengendali emiten pengelola Hypermart, PT Multipolar Tbk (MLPL) yang menjadi entitas bisnis Grup Lippo mengumumkan tiga nama investor baru yang membeli saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

Dalam pengumuman yang disampaikan manajemen Multipolar di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, tiga nama yang menjadi pembeli 11,9% saham MPPA atau setara 896.327.200 juta ini antara lain, PT Panbridge Investment Ltd yang membeli 3,33% saham, PT Pradipa Darpa Bangsa sebesar 4,76% dan Threadmore Capital Ltd sebesar 3,81%.

2. Telat Bayar Bunga Utang, Fitch Turunkan Rating Sritex Jadi C

Lembaga Pemeringkat Global Fitch Ratings (Fitch) menurunkan peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) emiten tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex menjadi C dari sebelumnya CCC-.

Menurut rilis resmi Fitch, Senin (26/4/2021), lembaga yang berdiri sejak 1913 ini juga menurunkan surat hutang US dolar Sritex yang outstanding menjadi C dari CCC dengan Recovery Rating RR4.

Selain itu, di saat yang bersamaan Fitch Ratings Indonesia menurunkan Peringkat Nasional Jangka Panjang Sritex menjadi C (idn) dari CCC- (idn).

3. Tunggu OJK, KVision Siap Serap Rights Issue Maspion Rp 3,7 T

Kasikorn Vision Company Limited (KVision), kelompok bisnis asal Thailand, dipastikan akan menyerap saham baru dari aksi penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham baru.

Berdasarkan prospektus yang disampaikan manajemen Bank Maspion, pada 13 April 2020, para pemegang saham BMAS yaitu PT Alim Investindo (AI), PT Maspion, PT Husin Investama, PT Maspion Investindo beserta dengan lima pemegang saham perorangan perseroan dengan Kasikorn selaku pembeli, telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA) terkait rencana pembelian saham sebesar 30,01%.

4. Masuk Bursa! Harga IPO Perusahaan Wulan Guritno Rp 100/saham

Pengelola klub Lucy In The Sky di kawasan SCBD, PT Lima Dua Lima Tiga Tbk mematok harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di harga Rp 100 per saham.

Nilai tersebut merupakan kisaran terendah dari proyeksi harga IPO yang sebelumya disampaikan pada rentang Rp 100 sampai Rp 120 per saham. Perseroan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Mei mendatang.

Menurut Direktur Utama PT Lima Dua Lima Tiga, Andaru Tahir ada beberapa faktor penentuan harga tersebut, antara lain mempertimbangkan kondisi pasar pada saat bookbuilding (masa penawaran awal pembentukan harga), permintaan dari calon investor yang berkualitas, kinerja perusahaan, serta prospek usaha.

5. Emiten Sandi Uno Tambah Investasi di Perusahaan Logistik

Emiten investasi yang didirikan Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menambah kepemilikan saham di perusahaan logistik cold storage, PT Mulia Bosco Logistik menjadi 23,7% dari sebelumnya 7,5%.

Penambahan investasi ini dilakukan Saratoga pada tahun 2020 melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue yang diterbitkan oleh Mulia Bosco Logistik.

"Menambah investasi di Mulia Bosco Logistik dari kepemilikan sebesar 7.5% menjadi 23.7% melalui skema rights issue," ungkap manajemen Saratoga, dalam materi paparan publik, dikutip Senin (26/4/2021).

NEXT: Kabar Emiten Lainnya

6. Sempat Digoyang Akuisisi Bank Jago, Laba BFIN Drop 30% di Q1

Emiten pembiayaan kendaraan roda empat baru dan bekas, yang dikendalikan Grup TPG dan Northstar milik Patrick Walujo dan Glenn Sugita, yakni PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 30% pada kuartal I-2021 menjadi Rp 229,54 miliar, dari periode yang sama tahun lalu Rp 327,86 miliar.

Berdasarkan laporan keuangannya, penurunan laba bersih ini seiring dengan koreksi pendapatan sebesar 28% menjadi Rp 990,85 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,37 triliun.

Meski demikian, manajemen BFIN menyatakan secara kuartal ke kuartal, laba bersih di 3 bulan pertama tahun in naik sebesar 26,8% dibandingkan triwulan akhir 2020.

7. Waduh! Rugi Bank Jago Bengkak Jadi Rp 38 M di Q1

PT Bank Jago Tbk (ARTO) masih mengantongi rugi bersih senilai Rp 38,13 miliar di sepanjang kuartal I-2021. Kerugian ini membengkak 50,26% secara tahunan (year on year/YoY) dari sebelumnya senilai Rp 25,37 miliar di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perusahaan, kerugian ini terjadi di tengah naiknya pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) menjadi senilai Rp 33,47 miliar. Jumlah ini naik signifikan dari sebelumnya Rp 10,07 miliar atau naik 232,28% YoY.

Sedangkan net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih naik menjadi 7,72% dari sebelumnya 3,83%.

8. Ritel 'Berdarah-darah', Matahari Rugi & Tutup 13 Gerai di Q1

Tekanan bagi sektor ritel pada awal tahun ini belum berlalu. Emiten ritel Grup Lippo, PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) masih membukukan rugi bersih mencapai Rp 95,35 miliar pada kuartal I-2021, bengkak 1,49% dari periode yang sama tahun lalu yang juga rugi bersih Rp 93,95 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan LPPF yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), rugi bersih itu terjadi di tengah penurunan pendapatan pengelola gerai Matahari Departement Store ini. Total pendapatan bersih turun 25,16% menjadi Rp 1,16 triliun pada 3 bulan pertama tahun ini, dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,55 triliun.

9. Kredit Q1 Capai Rp 559 T, BNI Geber Naik 6-9% Tahun Ini

Perbankan BUMN, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) melaporkan kinerja kuartal I-2021. Penyaluran kredit di kuartal I-2021 tumbuh 2,2% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 559,33 triliun, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, mengatakan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) perseroan pertumbuhan kredit tahun ini ditargetkan di kisaran 6-19%, dan dana pihak ketiga (DPK) 3-5%, margin bunga bersih (NIM/net interest margin) 4,6-4,8%.

10. Jelang Lebaran, Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp 20,8 T

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyiapkan net uang tunai senilai Rp 20,8 triliun untuk persiapan kebutuhan menjelang Idul Fitri 2021, jumlah ini meningkat 9,4% dari tahun lalu. Persiapan ini juga untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan uang tunai di masyarakat selama 28 hari pada 19 April - 16 Mei 2021.

Direktur Operation Bank Mandiri Toni EB Subari mengatakan perkiraan net kebutuhan uang tunai tersebut memperhitungkan proyeksi kenaikan pengisian kas ATM sebesar 11,3% menjadi Rp 44,5 triliun atau sebesar Rp 1,59 triliun per hari pada periode tersebut.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bersiap Trading Senin? Cek Dulu 7 Kabar Pasar Ini Biar Cuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular