
Kabar Baik! IHSG Bakal Balik ke 6.100, Begini Penjelasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,14% ke 6.016,864 sepanjang pekan lalu. Di pekan ini, ada peluang IHSG akan menguat, dan bertahan di atas level psikologis 6.000, sebab ada bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang akan mengumumkan kebijakan moneter.
Ketua The Fed, Jerome Powell berulang kembali menegaskan tidak akan merubah kebijakan moneternya meski pertumbuhan ekonomi serta inflasi di AS naik lebih tinggi ketimbang prediksi.
The Fed menerapkan kebijakan suku bunga 0,25% dan pembelian aset (quantitative easing/QE) senilai US$ 120 miliar per bulan. Kebijakan tersebut merupakan salah satu pemicu kebangkitan bursa saham global, sehingga ketika belum ada indikasi perubahan kebijakan maka akan menjadi sentimen positif.
David Mericle ekonom di Goldman Sachs mengatakan ia melihat The Fed baru akan memberikan petunjuk pengurangan QE atau yang dikenal dengan istilah tapering pada semester II tahun ini. Melansir CNBC International, Mericle melihat The Fed akan mulai melakukan tapering pada awal 2022, dengan pengurangan sebesar US$ 15 per bulan.
Sementara itu pada pekan lalu, data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 1,09 triliun, dengan nilai transaksi sebesar Rp 44,353 triliun. Nilai transaksi tersebut turun jauh ketimbang bulan Januari lalu yang per harinya di kisaran Rp 20 triliun.
Salah satu penyebab penurunan signifikan di nilai transaksi tersebut yakni kebijakan BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) mengurangi bobot investasinya di saham dan reksa dana, membuat sebagian manajer investasi ragu-ragu untuk berinvestasi ke pasar saham.
Kabar kurang menyenangkan datang dari dalam negeri. Bank Indonesia (BI) kali ini menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini.
BI Selasa pekan lalu mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan 3,5%. Namun, BI menurunkan proyeksi produk domestik bruto (PDB) tahun ini menjadi 4,1-5,1% dari sebelumnya 4,3-5,3%.
"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,1-5,1%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode April 2021, Selasa (20/4/2021).
Menurut Perry, satu hal yang membuat pertumbuhan ekonomi lebih terbatas adalah konsumsi swasta. Memang masih ada pertumbuhan, tetapi lajunya lebih rendah ketimbang proyeksi sebelumnya.
Terbatasnya konsumsi, lanjut Perry, disebabkan oleh mobilitas masyarakat yang masih terbatas. Indonesia memang terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi anti-virus corona, tetapi bukan berarti sudah tidak ada pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat.
Terbatasnya mobilitas masyarakat masih terus berlanjut, bahkan semakin meluas. Sebab, pemerintah memutuskan untuk kembali memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.
"Berdasarkan hasil evaluasi, pemerintah melanjutkan perpanjangan PPKM mikro tahap keenam tanggal 20 April sampai 3 Mei 2021," kata Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto, Senin (19/4/2021).
Selain itu ada penambahan 5 provinsi yang menerapkan PPKM, yaitu Sumatra Barat, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, dan Kalimantan Barat.
PPKM diterapkan mulai 11 Januari 2021, berlaku selama dua mingguan dan sampai saat ini terus diperpanjang. Selama PPKM masih terus berlangsung, maka mobilitas masyarakat tentunya akan terbatas, sehingga roda perekonomian masih akan berjalan dengan perlahan.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> IHSG Berpeluang ke atas 6.100