Banyak Tanda Pemulihan Ekonomi, Dolar Australia Naik Lagi Nih

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 April 2021 15:32
Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat tajam melawan rupiah pada perdagangan Jumat (23/4/2021). Satu lagi data menunjukkan perekonomian Australia mulai pulih dari kemerosotan akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19), membuat dolarnya terus menguat.

Pada pukul 14:02 WIB, AU$ 1 setara Rp 11.237,97, dolar Australia menguat 0,45% di pasar spot, melansir data Refintiv. Dolar Australia sudah tidak jauh dari rekor termahal sepanjang masa Rp 11.422,4/AU$ yang dicapai pada 27 Juni 2014. 

Data yang dirilis dari Australia menunjukkan aktivitas sektor manufaktur yabg dilihat dari purchasing managers index (PMI) meroket ke 59,6 di bulan April, dari bulan lalu 56,8.
PMI manufaktur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

Artinya, ekspansi sektor manufaktur Australia terus menunjukkan peningkatan, bahkan angka di bulan April merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.

Selain itu, PMI sektor jasa juga menunjukkan kenaikan menjadi 58,6, dari sebelumnya 55,5.

Data tersebut semakin menegaskan berlanjutnya pemulihan ekonomi Australia yang lebih cepat dari perkiraan.

Pada Rabu lalu, Biro Statistik Australia melaporkan penjualan ritel pada Februari naik 1,4% dari bulan sebelumnya (month-to-month/MoM). Kenaikan tersebut terjadi setelah mengalami penurunan dalam 2 bulan beruntun. Kenaikan tersebut juga lebih tinggi dari proyeksi Reuters sebesar 1%.

Reuters melaporkan membaiknya pasar tenaga kerja membuat tingkat kepercayaan konsumen meningkat dan mendorong belanja.

Pekan lalu tingkat pengangguran Australia di bulan Maret dilaporkan turun menjadi 5,6% dari bulan Februari 5,8%. Tingkat pengangguran tersebut merupakan yang terendah sejak Maret 2020 lalu.

Rilis data terbaru hari ini mengkonfirmasi pandangan bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) terkait pemulihan ekonomi dan pasar tenaga kerja yang lebih cepat dari perkiraan.

Dengan pemulihan tersebut, begitu juga dengan perekonomian maka suku bunga negatif tidak akan diterapkan di Australia. Meski demikian, RBA menyatakan suku bunga tidak akan dinaikkan sampai tahun 2024.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular