Analisis Teknikal

Dear Rupiah, Bisa Akhiri Rekor Tak Pernah Menguat 9 Pekan?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 April 2021 08:43
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berhasil menguat 0,07% ke Rp 14.515/US$ pada perdagangan Kamis kemarin. Pada perdagangan hari ini, Jumat (23/4/2021), rupiah berisiko kembali melemah melihat sentimen pelaku pasar yang kurang bagus.

Sepanjang pekan ini rupiah masih membukukan penguatan 0,31%, jika pelemahan hari ini tidak sebesar persentase tersebut, apalagi jika mampu menguat, maka Mata Uang Garuda akan mengakhiri rekor tidak pernah menguat dalam 9 pekan beruntun.

Tetapi, jika hari ini rupiah melemah 0,31% atau lebih, maka tren buruk akan berlanjut.

Penguatan rupiah kemarin diraih dengan tidak mudah, rupiah tertahan di atas US$ 14.500/US$, bahkan sempat melemah.

Hal tersebut menunjukkan rupiah sebenarnya masih lesu akibat pemulihan ekonomi Indonesia yang berjalan lambat, bahkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipangkas.

Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini menjadi 4,3%, dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan Januari lalu sebesar 4,8%. Pada bulan Oktober tahun lalu, IMF bahkan memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan melesat 6,1%.

Sementara BI Selasa lalu mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan 3,5%. Namun, BI menurunkan proyeksi produk domestik bruto (PDB) tahun ini menjadi 4,1-5,1% dari sebelumnya 4,3-5,3%.

"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,1-5,1%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode April 2021, Selasa (20/4/2021). 

Secara teknikal, meski rupiah yang disimbolkan USD/IDR mampu menguat tetapi posisinya masih kurang menguntungkan setelah tertahan di atas Rp 14.500/US$.

Rupiah juga berada di atas rerata pergerakan (moving average) MA 200 hari, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga tekanan menjadi semakin besar.

Namun, ada potensi penguatan rupiah dengan munculnya stochastic bearish divergence. Stochastic dikatakan mengalami bearish divergence ketika grafiknya menurun, tetapi harga suatu aset masih menanjak.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Munculnya stochastic bearish divergence kerap dijadikan sinyal penurunan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR bergerak turun, atau rupiah akan menguat.

Rp 14.500/US$ kini menjadi support terdekat, jika mampu ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.470-14.450/US$. 

Namun, selama tertahan di atas Rp 14.500/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.540/US$ sebelum menuju 14.590/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular