Analisis Teknikal

Ada Angin Segar, Rupiah Bisa ke Bawah Rp 14.500/US$ Lagi nih

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 April 2021 08:41
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mengakhiri penguatan 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Rabu kemarin setelah melemah 0,21% di Rp 14.525/US$. Namun, pada perdagangan Kamis (22/4/2021) Mata Uang Garuda berpeluang kembali ke jalur positif, dan kembali ke bawah Rp 14.500/US$

Rupiah mendapat tekanan dari luar dan dalam negeri. Dari luar negeri lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di India membuat sentimen pelaku pasar memburuk yang memukul rupiah.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi memberikan sentimen negatif.

Sementara itu pada perdagangan hari ini sentimen pelaku pasar kembali membaik menjadi angin segar bagi rupiah.

Membaiknya sentimen pelaku pasar terlihat dari penguatan bursa saham Asia pagi ini. Indeks Nikkei Jepang menguat nyaris 1,5%, kemudian Kospi Korea Selatan 0,75%.

Penguatan tersebut diawali bursa saham AS (Wall Street) yang sukses menguat untuk pertama kalinya dalam 3 hari terakhir.

Selain sentimen pelaku pasar yang membaik, indeks dolar AS yang kemarin berakhir turun tipis 0,1% setelah sempat menguat tentunya membuka ruang bagi rupiah untuk kembali menguat. Apalagi pagi ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut kembali turun 0,06%.

Secara teknikal, posisi rupiah yang disimbolkan USD/IDR kembali kurang menguntungkan setelah kembali ke atas Rp 14.500/US$.

Rupiah juga berada di atas rerata pergerakan (moving average) MA 200 hari, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga tekanan menjadi semakin besar.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Namun, ada potensi penguatan rupiah dengan munculnya stochastic bearish divergence. Stochastic dikatakan mengalami bearish divergence ketika grafiknya menurun, tetapi harga suatu aset masih menanjak.

Munculnya stochastic bearish divergence kerap dijadikan sinyal penurunan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR bergerak turun, atau rupiah akan menguat.

Rp 14.500/US$ kini menjadi support terdekat, jika mampu ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.470-14.450/US$. 

Namun, selama tertahan di atas Rp 14.500/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.540/US$ sebelum menuju 14.590/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular