Roda Berputar, Rupiah Kemarin Juara Hari ini Terlemah Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 April 2021 15:40
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (21/4/2021), bahkan menjadi yang terburuk di Asia. Padahal Selasa kemarin rupiah menjadi yang terbaik sekaligus membukukan penguatan 3 hari beruntun.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah tipis 0,03% di Rp 14.500/US$, kemudian semakin terdepresiasi hingga 0,31% ke Rp 14.540/US$.
Di penutupan perdagangan posisi rupiah membaik, berada di level Rp 14.525/US$, melemah 0,21%.

Meski berhasil memangkas pelemahan, tetapi belum cukup menghindarkan rupiah menjadi yang terburuk di Asia hari ini. Hingga pukul 15:03 WIB, hanya yuan China dan dolar Taiwan yang mampu menguat meski tipis kurang dari 0,1%.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.

Tekanan bagi rupiah datang dari luar dan dalam negeri. Kasus Covid-19 di India menjadi perhatian belakangan ini. Beberapa wilayah di India sudah di-lockdown akibat serangan gelombang kedua Covid-19 ini lebih ganas dibanding yang pertama.

Kasus infeksi harian di Negeri Bollywood tercatat mencapai lebih dari 250 ribu belakangan ini. Kasus kematian harian juga tembus rekor 1.500 orang dalam sehari. Kini India sedang mengalami krisis suplai oksigen yang semakin memperparah kondisi.

Sementara itu, di AS juga terjadi tren peningkatan kasus positif. Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positif corona di Negeri Paman Sam per 20 April 2021 adalah 31.350.025 orang. Bertambah 38.084 orang (0,12%) dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (7-20 April 2021), rata-rata penambahan pasien baru adalah 66.992 orang per hari. Lebih tinggi dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yakni 62.569 orang per hari.

Alhasil sentimen pelaku pasar memburuk, yang membuat rupiah tertekan.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dipangkas

Bank Indonesia (BI) kemarin mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan 3,5%. Namun, BI menurunkan proyeksi produk domestik bruto (PDB) tahun ini menjadi 4,1-5,1% dari sebelumnya 4,3-5,3%.

"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,1-5,1%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode April 2021, Selasa (20/4/2021).

Menurut Perry, satu hal yang membuat pertumbuhan ekonomi lebih terbatas adalah konsumsi swasta. Memang masih ada pertumbuhan, tetapi lajunya lebih rendah ketimbang proyeksi sebelumnya.

Terbatasnya konsumsi, lanjut Perry, disebabkan oleh mobilitas masyarakat yang masih terbatas. Indonesia memang terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi anti-virus corona, tetapi bukan berarti sudah tidak ada pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat.

Terbatasnya mobilitas masyarakat masih terus berlanjut, bahkan semakin meluas. Sebab, pemerintah memutuskan untuk kembali memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.

"Berdasarkan hasil evaluasi, pemerintah melanjutkan perpanjangan PPKM mikro tahap keenam tanggal 20 April sampai 3 Mei 2021," kata Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto, Senin (19/4/2021).

Selain itu ada penambahan 5 provinsi yang menerapkan PPKM, yaitu Sumatra Barat, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, dan Kalimantan Barat.

PPKM diterapkan mulai 11 Januari 2021, berlaku selama dua mingguan dan sampai saat ini terus diperpanjang. Selama PPKM masih terus berlangsung, maka mobilitas masyarakat tentunya akan terbatas, sehingga roda perekonomian masih akan berjalan dengan perlahan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular