
Tumben KAEF Ngamuk, Saham Ramayana-Sentul Ambruk!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melesat menjadi top gainers hari ini, Selasa (20/4/2021). Kenaikan saham KAEF berbarengan dengan menguatnya sejumlah saham farmasi lainnya.
Sementara, saham emiten ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) tersungkur bersama dengan saham emiten pengelola Mall Aeon Sentul City, PT Sentul City Tbk (BKSL) menjadi top losers pada perdagangan Selasa (20/4).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seharian berada di zona merah hari ini. IHSG kembali melemah ke 0,23% ke posisi 6.038.32 pada penutupan sesi II hari ini.
Menurut data BEI, ada 225 saham naik, 259 saham turun dan 162 saham tak bergerak, dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,45 triliun dan volume perdagangan mencapai 12,63 miliar saham.
Investor asing pasar saham keluar dari bursa Tanah Air dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 127,29 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 19,22 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (20/4).
Top Gainers
Lotte Chemical Titan (FPNI), saham +25,00%, ke Rp 260, transaksi Rp 24,0 M
Sentra Food Indonesia (FOOD), +14,16%, ke Rp 129, transaksi Rp 14,3 M
Bank Ganesha (BGTG), +11,30%, ke Rp 128, transaksi Rp 24,2 M
Kimia Farma (KAEF), +11,11%, ke Rp 3.000, transaksi Rp 85,5 M
Wismilak Inti Makmur (WIIM), +10,94%, ke Rp 1.065, transaksi Rp 103,6 M
Top Losers
Bank Bumi Arta (BNBA), saham -6,91%, ke Rp 1.010, transaksi Rp 40,3 M
Ramayana Lestari Sentosa (RALS), -6,52%, ke Rp 860, transaksi Rp 58,0 M
Diagnos Laboratorium Utama (DGNS), -6,50%, ke Rp 575, transaksi Rp 18,2 M
Sidomulyo Selaras (SDMU), -5,97%, ke Rp 63, transaksi Rp 5,5 M
Sentul City (BKSL), -5,26%, ke Rp 54, transaksi Rp 25,4 M
Saham emiten petrokimia, FPNI berhasil memuncaki top gainers dengan menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 25% ke Rp 260/saham. Nilai transaksi FPNI melonjak tinggi menjadi Rp 24 miliar pada perdagangan hari ini.
Dengan ini FPNI berhasil rebound dari pelemahan selama tiga hari beruntun. Alhasil, dalam seminggu terakhir saham yang melantai di bursa sejak 2002 ini naik 23,81%.
Selain FPNI, saham emiten farmasi pelat merah, KAEF, kembali melonjak hari ini. KAEF melesat 11,11% ke Rp 3.000/saham. KAEF melanjutkan penguatan pada perdagangan Senin (19/4), ketika melejit 7,57% ke Rp 2.700/saham.
Dalam sepekan saham KAEF sudah terangkat 20,48%. Sementara, dalam sebulan, sama seperti sejumlah saham farmasi lainnya, saham emiten yang listing di bursa sejak 2001 ini terkoreksi 1,32%.
Penguatan saham KAEF berbarengan dengan naiknya saham farmasi, setidaknya dalam dua hari terakhir. Pada penutupan perdagangan Senin (19/4), 9 emiten farmasi berhasil finish di zona hijau.
Adapun hari ini, 6 saham emiten farmasi, termasuk KAEF, menguat di zona penguatan.
Ambil contoh, saham farmasi pelat merah lainnya, INAF, melonjak 6,90% ke Rp 2.480/saham. Kemudian, anak usaha KAEF, PEHA, naik 4,00% ke Rp 1.300/saham.
Tambahan, saham emiten distributor alat kesehatan dan jarum suntik sekali pakai, IRRA, terdongkrak 7,24% ke Rp 2.000/saham.
Tak bernasib sama dengan KAEF, saham emiten ritel RALS anjlok sampai menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,52% ke Rp 860/saham.
Investor tampaknya beramai-ramai melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah RALS sempat menjadi top gainers kemarin dan membukukan reli kenaikan empat hari beruntun.
Kendati melemah, saham ini sudah melesat 21,13% dalam sepekan. Sementara, dalam sebulan naik 4,24%.
Kabar terbaru, RALS berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) saham hingga 2022 nanti.
Untuk itu perusahaan telah mempersiapkan dana sebanyak-banyaknya Rp 350 miliar untuk program tersebut, termasuk untuk biaya transaksi, komisi pedagang perantara efek, dan biaya lainnya.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah saham yang akan di-buyback kembali maksimasil 354.800.000 saham atau senilai 5% dari seluruh saham perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh.
Rencananya, aksi korporasi ini akan dilakukan usai mendapatkan persetujuan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang telah digelar pada 14 April lalu. Program ini akan berakhir pada 14 Oktober 2022.
Seperti RALS, saham emiten pengelola Mall Aeon Sentul City, BKSL, anjlok sebagai pecundang setelah kemarin menjadi top gainers.
Hari ini, BKSL ambruk 5,26% ke Rp 54/saham dengan nilai transaksi Rp 25,4 miliar.
Kenaikan saham BKSL pada perdagangan Senin (19/4) seiring dengan adanya kabar menjual Mall AEON Sentul City kepada Aeon Jepang melalui PT Aeon Mall Indonesia dengan nilai akuisisi senilai Rp 1,9 triliun.
Dalam surat yang disampaikan Sentul City, disebutkan penjualan itu dilakukan pada 15 April 2021.
"Perseroan akan memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional, memenuhi perjanjian dan memperbaiki kas untuk kelangsungan usaha," kata Presiden Direktur Sentul City Tjetje Muljanto, dalam keterbukaan informasi, Senin (19/04/2021).
Sementara itu, Presiden Komisaris Sentul City, Basaria Panjaitan mengatakan, penjualan ini terjadi karena Aeon Jepang sebagai investor asing melalui PT Aeon Mall Indonesia melihat prospek bisnis yang sangat baik di kawasan hunian Sentul City.
"Bagi perseroan sendiri dana dari hasil akuisisi/penjualan ini akan dimanfaatkan untuk melunasi pinjaman ke PT Bank Negara Indonesia Tbk sebesar Rp 900 miliar," kata Basaria.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Deretan Saham Top Gainers & Loser Pekan Ini