Ngeri! Kurs Dolar Australia Tembus Rp 11.300 Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia kembali menembus Rp 11.300/AU$ pada perdagangan hari ini, Kamis (15/4/2021). Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Juni 2014. Namun, setelah mencapai level tersebut, dolar Australia berbalik turun tipis.
Pada pukul 10:24 WIB, AU$ berada di level Rp 11.263,9, dolar Australia melemah 0,06% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya dolar Australia mampu menguat 3 hari beruntun, dengan total 1,6%.
Biro Statistik Australia pagi ini melaporkan tingkat pengangguran di bulan Maret turun menjadi 5,6% dari bulan Februari 5,8%. Tingkat pengangguran tersebut merupakan yang terendah sejak Maret 2020 lalu.
Penurunan tingkat pengangguran tersebut bahkan terjadi saat partisipan di pasar tenaga kerja melonjak tajam. Tingkat partisipan dilaporkan sebesar 66,3%, menjadi yang tertinggi sejak tahun 1978.
Selain itu, sepanjang bulan Maret perekonomian Negeri Kanguru mampu menyerap 70.700 tenaga kerja, dua kali lipat dari prediksi pasar sebanyak 35.200 tenaga kerja.
"Western Australia dan Queensland memimpin pemulihan pasar tenaga kerja, roda perekonomian di kedua negara bagian tersebut kini berada di atas level sebelum pandemi Covid-19," kata Sarah Hunter, kepala ekonom di BIS Oxford Economics, sebagaimana dilansir Bloomberg, Kamis (15/4/2021).
Sentimen pelaku pasar yang membaik, serta tingkat suku bunga yang rendah membuat pemulihan ekonomi terakselerasi.
Westpac Banking Corp. pagi ini melaporkan sentimen konsumen Australia bulan April naik ke 118,8 dari bulan sebelumnya 111,8.
Indeks sentimen konsumen menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Di atasnya berarti optimisme, sementara di bawah 100 berarti pesimisme. Artinya, konsumen di Australia kini semakin optimis menatap perekonomian.
Kepala ekonom Westpac, Bill Evans, mengatakan rilis tersebut "luar biasa", mengingat saat survei dilakukan pada 5 sampai 10 April lalu banyak kabar kurang sedap. Salah satunya adalah vaksinasi yang kurang lancar.
"Survei tersebut menjadi indikasi konsumen akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi yang di atas tren pada tahun 2021," kata Evans, sebagaimana dilansir Bandt.com.au, Rabu (14/4/2021).
Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA), memproyeksikan tingkat pengangguran akan turun menjadi 6% di akhir tahun ini, yang tentunya sudah dilewati.Sementara tahun depan diprediksi di 5,5%, dan dengan skenario yang optimis berada di 4,75%.
Dengan tingkat pengangguran yang sudah turun lebih dari proyeksi, pelaku pasar melihat ada peluang RBA akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan. RBA akan memberikan update terbaru pada bulan depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Suku Bunga 0,1% Tetap Hingga 2024, Kurs Dolar Australia Turun
(pap/pap)